Daftar Proyek Jembatan di RI yang Ditargetkan Tuntas Tahun Ini

Kementerian PUPR menargetkan pembangunan 174 proyek jembatan dan 18 underpass atau flyover sepanjang 2018.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 16 Mei 2018, 13:15 WIB
Jembatan Holtekamp (Foto: Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan jembatan sebanyak 174 buah dengan total panjang 13.639 meter pada 2018. Ada beberapa jembatan dan jalan layang (flyover/FO) yang konstruksi maupun akan diresmikan pada tahun ini. 

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono menyebut, pemerintah akan membangun 18 buah underpass atau flyover dengan total panjang 2.691 meter sepanjang 2018. 

“Kehadiran infrastruktur jembatan, flyover, dan underpas di samping memperlancar arus lalu lintas, juga perlu dibuat indah dengan memasukan elemen budaya lokal sehingga bisa menjadi kebanggaan masyarakat dan menambah estetika kota,” jelas Basuki seperti dikutip dari laman resmi Kementerian PUPR, Jakarta, Rabu (16/5/2018). 

Adapun pembangunan jembatan yang ditargetkan rampung di 2018, yakni Jembatan Siak 2 di Pekanbaru, Jembatan Musi IV di Palembang, Jembatan Wear Arafura di Pulau Yamdena, Maluku, Jembatan Holtekamp di Jayapura, dan Jembatan Landak di Pontianak.

Sementara untuk flyover yang akan diresmikan tahun ini, antara lain FO Simpang Surabaya sepanjang 900 meter di Kota Banda Aceh, serta dua FO di Kota Palembang, yakni FO Keramasan sepanjang 650 meter dan FO Simpang Bandara Tanjung Api-Api sepanjang 460 meter. Jalan layang tersebut diresmikan sebelum Asian Games 2018 sehingga mendukung kelancaran lalu lintas.

Selain itu, underpass yang tengah dikerjakan Kementerian PUPR adalah underpass Ngurah Rai di Denpasar sepanjang 543 meter. Pembangunan underpass bertujuan mengurangi kemacetan di Simpang Tugu Ngurah Rai sekaligus mendukung Denpasar sebagai tuan rumah pertemuan IMF-World Bank pada Oktober 2018.

Dalam acara tersebut akan hadir sekitar 15 ribu peserta yang membutuhkan kemudahan pergerakan dari satu titik ke titik lainnya. Progres konstruksinya sudah 57,31 persen dan ditargetkan selesai Agustus 2018 dengan biaya pembangunannya sebesar Rp 168,3 miliar.

Untuk Jembatan Pulau Balang di Kalimantan Timur dan Jembatan Teluk Kendari di Sulawesi Tenggara ditargetkan selesai 2019.

 


356 Jembatan Sudah Dibangun

Jembatan Merah Putih

Sepanjang 2015-2017, Kementerian PUPR telah membangun sebanyak 356 buah jembatan di berbagai wilayah di Indonesia dengan total panjang 22.809 meter. Tujuan utamanya untuk mengurai kemacetan di kawasan perkotaan.

Dalam periode tersebut, pemerintah juga telah membangun 40 underpass atau flyover dengan total panjang 11.325 meter. 

Beberapa jembatan bentang yang telah selesai, yakni Jembatan Merah Putih yang kini menjadi ikon baru pariwisata Kota Ambon, Maluku berdiri megah membentang di atas Teluk Dalam Pulau Ambon. Jembatan ini menghubungkan Desa Rumah Tiga, Kecamatan Sirimau disisi utara dan Desa Hatige Kecil/Galala, Kecamatan Teluk Ambon di sisi Selatan.

Jembatan yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 4 April 2016 itu mempersingkat jarak dan waktu tempuh dari Kota Ambon menuju Bandara Pattimura dan sebaliknya. Biaya pembangunan Jembatan Merah Putih sebesar Rp 772,9 miliar.

Jembatan lainnya yang menjadi ikon dan signifikan meningkatkan konektivitas antar wilayah adalah Jembatan Tayan. Jembatan sepanjang 1.440 meter melintasi Sungai Kapuas di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Jembatan ini diresmikan Presiden Jokowi pada 22 Maret 2016 dan menghubungkan ruas jalan lintas selatan Kalimantan yang sebelumnya belum tersambung, di mana warga harus naik kapal untuk menyeberangi Sungai Kapuas dengan tarif sebesar Rp 200 ribu per penyeberangan.

Dengan arsitektur yang indah ditambah lampu, jembatan ini menjadi primadona wisata baru di Kalimantan Barat. Biaya pembangunan jembatan sebesar Rp 740 miliar. Jembatan lainnya yang telah rampung yakni Jembatan Grindulu di Pacitan, Jembatan Petuk di Kupang, Jembatan Soekarno di Manado.

Sementara underpass yang telah selesai dibangun diantaranya underpass Simpang Mandai di Kota Makassar yang dibuka penggunaanya pada 18 Juni 2017. Underpass ini bermanfaat mengurangi kemacetan dengan memisahkan lalu lintas regional Makasar-Maros-Pare-Pare dengan lalu lintas yang keluar masuk Bandara Sultan Hassanudin.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya