Liputan6.com, Yerusalem - Keputusan Amerika Serikat untuk membuka kedutaan besar di Yerusalem pada 14 Mei 2018, sekaligus mengakui kota tersebut sebagai ibu kota Israel, telah menuai kecaman keras dari komunitas internasonal.
Banyak negara menentang langkah itu, menyebutnya sebagai sebuah bentuk pelanggaran atas hukum internasional serta merusak stabilitas dan status quo status Yerusalem, yang menjadi persoalan kunci dalam proses perdamaian Palestina - Israel.
Tapi ternyata, ada 32 negara yang mendukung keputusan kontroversial tersebut, dengan mengirimkan duta besar atau pejabat pemerintah untuk menghadiri seremoni pembukaan Kedutaan Besar AS di Yerusalem.
Baca Juga
Advertisement
Ke-32 negara tersebut, seperti dikutip dari media Inggris iNews (16/5/2018), antara lain:
- Albania
- Angola
- Austria
- Kamerun
- Kongo
- Republik Demokratik Kongo
- Pantai Gading
- Republik Ceko
- Republik Dominika
- El Salvador
- Ethiopia
- Georgia
- Guatemala
- Honduras
- Hungaria
- Kenya
- Macedonia
- Myanmar
- Nigeria
- Panama
- Peru
- Filipina
- Romania
- Rwanda
- Serbia
- Sudan Selatan
- Thailand
- Ukraina
- Vietnam
- Paraguay
- Tanzania
- Zambia
Segelintir dari negara-negara itu telah mengumumkan rencana untuk mengikuti jejak AS dengan membuka kedutaan besar masing-masing di Yerusalem.
Bahkan, Guatemala telah membuka kedutaannya di Yerusalem pada 16 Mei 2018. Sedangkan Paraguay dilaporkan telah mengutarakan niat serupa pada akhir Mei mendatang.
Sementara itu, pada Desember 2017 lalu, Deputi Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Hotovely mengatakan, sekitar 10 negara juga telah menjalin komunikasi dengan Tel Aviv terkait pemindahan kedutaan masing-masing ke Yerusalem.
Hotovely tak menyebut nama ke-10 negara tersebut. Kendati demikian, seorang sumber diplomatik Israel yang anonim menyebut beberapa nama negara yang akan memindahkan kedutaannya ke Yerusalem, antara lain; Honduras, Filipina, Rumania, dan Sudan Selatan, demikian seperti dikutip dari South China Morning Post.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Kedubes AS di Yerusalem Resmi Dibuka
Tepat pada perayaan 70 tahun kemerdekaan Israel, Amerika Serikat meresmikan kedutaan besarnya di Yerusalem, Senin, 14 Mei 2018.
Peristiwa bersejarah nan kontroversial itu juga menjadi salah satu simbolisasi resmi atas langkah AS yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Pemutaran video rekaman yang berisi ucapan dari Presiden AS Donald Trump mengawali detik-detik jelang peresmian kedutaan tersebut.
"Hari ini kami meresmikan Kedutaan AS di Yerusalem, selamat!," ujar Trump dalam rekaman video yang diputar pada seremoni tersebut, seperti dikutip dari tayangan live streaming The Washington Post (14/5/2018).
Setelah itu, pejabat AS yang hadir langsung di lokasi mendapat kesempatan untuk memimpin jalannya seremoni.
Peresmian langsung di Yerusalem dipimpin oleh penasihat senior Gedung Putih, Ivanka Trump, yang mewakili sang ayah.
Ivanka didampingi oleh sejumlah pejabat tinggi Amerika Serikat.
Sebelum kata resmi diucapkan oleh Ivanka, Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin lebih dulu menyibak tirai yang dibaliknya menunjukkan papan penanda kedutaan.
"Mewakili presiden ke-45 AS, kami menyambut Anda secara resmi dan untuk pertama kalinya di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Yerusalem, ibu kota Israel," lanjut Ivanka.
Riuh tepuk tangan hadirin bergemuruh pada seremoni peresmian pembukaan Kedutaan AS di Yerusalem tersebut.
Turut hadir dalam peresmian itu adalah penasihat senior Gedung Putih Jared Kushner (yang merupakan suami Ivanka), Wakil Menteri Luar Negeri AS John Sullivan, dan Duta Besar AS untuk Israel, David Friedman.
Presiden Paraguay Horacio Cartes dan Presiden Guatemala Jimmy Morales juga hadir dalam seremoni peresmian Kedutaan AS di Yerusalem.
Advertisement