Menristekdikti Minta Kegiatan Kerohanian Kampus Didampingi Dosen

Perintah ini, dimaksud Menteri Nasir, agar kampus tidak kecolongan paham radikal yang menyusup lewat organisasi-organisasi tersebut.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 16 Mei 2018, 18:24 WIB
Menristekdikti Mohamad Nasir menghadiri ajang World Post Graduate Expo 2018 di Jakarta. Liputan6.com/Tommy Kurnia

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir meminta rektor universitas di Indonesia melakukan pengawasan ketat terhadap organisasi kampus, khususnya yang bergerak di bidang kerohanian.

"Organisasi kerohanian harus didampingi oleh para dosen yang bertanggung jawab. Semua organisasi," ujar Nasir di kantornya, Jakarta, Rabu (16/5/2018).

Perintah ini, dimaksud Nasir, agar kampus tidak kecolongan paham radikal yang menyusup lewat organisasi-organisasi tersebut.

"Jadi tidak boleh liar lagi. Semua harus terkoordinasi," tutur dia.

Perintah tegas Menristekdikti kali ini menyusul kesaksian viral di media sosial terkait Ahmad Faiz Zainuddin, adik kelas terduga pengebom gereja Surabaya Dita Oepriarto. Keduanya diketahui berkuliah di Universitas Airlangga Surabaya.

 


Kesaksian Ahmad Faiz

Melalui Facebook, Ahmad Faiz bercerita pengalamannya mengikuti pengajian semasa kuliah di Universitas Airlangga. Dia menuturkan, kajian keilmuan diajarkan kerap menegaskan akan pentingnya menegakkan negara Islam Indonesia.

"Dan untuk menegakkan ini kita perlu dana besar. Dan untuk itu kalau perlu kita ambil uang (mencuri) dari orangtua kita untuk disetor ke mereka," kata Ahmad, seperti dituturkan di laman Facebook pribadinya.

Karenanya, Ahmad menyatakan tidak semua pengajian mengajarkan hal positif. Namun, ada yang menjadikannya sebuah wadah menanamkan unsur radikal.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya