Liputan6.com, Garut - Calon Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyesalkan terjadinya kericuhan saat debat kandidat yang dipicu pernyataan rivalnya, Sudrajat-Ahmad Syaikhu tentang 2019 Ganti Presiden. Dia menilai seharusnya hal tersebut tidak perlu terjadi.
"Saya menyesalkan, harusnya pilkada ini damai, inspiratif, dan kreatif," ujar Ridwan Kamil saat mengunjungi kawasan kuliner Ceplak di Kabupaten Garut, Jawa Barat, seperti dikutip dari Antara, Rabu (16/5/2108).
Advertisement
Ia menuturkan, usai pernyataan dan tindakan membentangkan kaos bertuliskan 2019 Ganti Presiden, menimbulkan kekecewaan masyarakat yang hadir dalam acara debat itu.
Namun, Ridwan Kamil menyerahkan penyelesaiannya ke Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu). Dirinya hanya berharap pernyataan kandidat multitafsir itu tidak terjadi kembali untuk menjaga Pilkada Jabar damai dan aman.
Ia menyarankan kepada penyelenggara pilkada seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk membuat aturan lebih ketat, bila perlu tidak membuat tindakan yang sifatnya mendadak dan multitafsir.
"Memastikan ada aturan lebih ketat jangan ada dadakan yang menimbulkan multitafsir, jangan sampai KPU dipermalukan," jelas Ridwan Kamil.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Awal Mula Kejadian
Sebelumnya, pernyataan akhir kandidat Gubernur Jawa Barat nomor urut tiga Sudrajat pada debat publik ketiga Pilkada Jabar di Depok memicu emosi pendukung pasangan lain karena menyinggung soal ganti presiden.
Sudrajat saat menyampaikan pesan penutup dalam debat yang diselenggarakan di Universitas Indonesia, Senin 14 Mei 2018 malam mengatakan, apabila pasangan Asyik memenangi Pilgub Jabar 2018, maka pada 2019 bisa mengganti presiden.
"Asik menang 2019 kita akan mengganti presiden," ujar Sudrajat dalam debat yang disiarkan langsung melalui sebuah stasiun televisi itu.
Pernyataan Sudrajat tersebut diikuti dengan langkah wakilnya, Ahmad Syaikhu, yang membentangkan kaus yang bertuliskan "Gubernur 2018 Asyik, 2019 ganti presiden".
Advertisement