Liputan6.com, Yogyakarta - Angkringan ini kemungkinan besar baru satu-satunya di Yogyakarta. Menunya sama dengan angkringan kebanyakan, tetapi bahan baku yang disajikan berbeda.
Sekepal nasi kucing yang dijual bukan sembarang beras, melainkan berbahan beras organik. Selain menyehatkan, juga mengenyangkan, mengingat tekstur nasi organik lebih padat.
Nasi organik juga umurnya lebih panjang. Satu hari setelah dimasak, rasanya tetap enak dan pulen.
Baca Juga
Advertisement
"Salah satu tujuan buka angkringan organik ini juga ingin mengedukasi masyarakat, sehat tidak harus mahal," ujar Agus Sri Purwadi, pemilik angkringan organik Tjap Djempol, kepada Liputan6.com beberapa waktu lalu.
Selayaknya angkringan, aneka gorengan, satai, kopi, juga tersedia di tempat ini. Namun, citra organik yang melekat pada Tjap Djempol membuat makanan dan minuman yang dijual pun bebas pengawet dan perasa buatan.
Angkringan organik Tjap Djempol bisa dijumpai Selasa sampai Minggu mulai pukul 17.00 WIB sampai tengah malam di Jalan Kaliurang Km. 9 Sleman. Lokasinya tepat berada di depan Kedai Animalika, sebuah wadah edukasi konservasi hewan yang di dalamnya juga terdapat food court dan warung kopi.
Harga menu di angkringan ini tidak jauh berbeda dengan angkringan lainnya, mulai Rp 1.000. Harga nasi kucingnya saja yang sedikit di atas nasi kucing kebanyakan, yakni Rp 3.000 per bungkus.
"Selisih Rp 500 dari angkringan biasanya, tapi nasi kucing di sini dibungkus dengan daun pisang, kami sengaja meminimalkan penggunaan plastik dan kertas," kata Gempol, sapaan akrabnya.
Simak video pilihan berikut ini:
Minuman Khas Bernama Wedang Tamba
Angkringan Tjap Djempol juga memiliki minuman spesial yang tidak ditemui di tempat lain. Namanya Wedang Tamba.
Minuman ini diracik dari tujuh rempah-rempah yang diseduh dengan air panas. Segelas Wedang Tamba berisi asem, kayu manis, gula aren, cengkeh, jahe merah, serai, dan kapulaga.
Sesuai namanya, tamba yang berarti obat, minuman ini bisa menjadi obat karena dapat melancarkan peredaran darah, menenangkan, sekaligus obat diet.
"Satu gelas hanya Rp 5.000," ucap Gempol.
Ia tidak menampik, jika orang berpikir angkringan ini mahal. Sebab, berada dekat tempat nongkrong yang terkesan eksklusif.
"Ada juga pengunjung yang pesan makan di angkringan tetapi duduk di kursi yang tersedia di pendopo, tidak masalah," tuturnya.
Advertisement
Survei Pemasaran Pangan Organik
Angkringan Tjap Djempol berdiri sejak dua tahun lalu. Niat awalnya sebagai tempat survei pemasaran makanan organik.
"Di sini bisa survei langsung, ngobrol dengan pelanggan seberapa besar sebenarnya kebutuhan mereka terhadap makanan organik," ujar Gempol.
Ia bercerita, salah satu pelanggan angkringannya adalah warga Imogiri Bantul. Jarak rumah pelanggan dengan angkringan lebih dari 20 kilometer.
Dia yang gemar dengan nasi kucing rela membeli nasi kucing organik di Angkringan Tjap Djempol. Hal ini karena pengunjung itu seorang pengidap kanker yang harus menjaga pola makannya.
"Ternyata memang minat orang terhadap makanan organik tinggi, apalagi ternyata ada makanan sehat yang murah," ucapnya.
Pelopor Pasar Sehat Peken Seton
Keberadaan angkringan organik ini juga menjadi pelopor lahirnya pasar sehat yang diberi nama Peken Seton. Pasar yang dibuka setiap Sabtu pagi ini menjual beragam produk sehat dan organik.
Gempol mengungkapkan harga makanan tetap murah di angkringannya karena memutus rantai distribusi sehingga konsumen langsung bertemu dengan produsen.
"Di Peken Seton juga seperti itu, produsen menjual barangnya secara langsung," ucapnya.
Ia berharap keberadaan angkringannya bisa mengubah pola pikir masyarakat secara perlahan, yakni makanan sehat tidak selalu mahal.
Advertisement