Liputan6.com, New York - Utusan Bolivia di Dewan Keamanan PBB, Sacha Llorenti, mengatakan bahwa Israel telah membunuh anak-anak dan perempuan. Pernyataan tegas diplomat Bolivia itu muncul setelah ia membacakan nama-nama 61 warga Palestina yang tewas ditembak pasukan Israel di Gaza pada awal pekan ini.
Seperti dikutip dari Middleeastmonitor.com, pada Kamis (17/5/2018), selama pertemuan darurat DK PBB pada hari Selasa lalu, Llorenti juga mengatakan bahwa Gaza telah berubah menjadi penjara besar. Ia menambahkan bahwa memindahkan Kedutaan Besar Amerika Serikat ke Yerusalem menyulut emosi.
Advertisement
"Sebagai anggota Dewan Keamanan (Tidak Tetap) dan di hadapan saudaraku terkasih, duta besar Palestina; saya ingin meminta maaf dan mengatakan betapa menyesalnya saya terhadap 6 juta pengungsi Palestina yang kehilangan rumah mereka dan hari ini tinggal di kamp-kamp pengungsian," imbuh Llorenti.
Sebelumnya, Qatar juga mengutuk keras perilaku pasukan Israel yang menembaki demonstran Palestina di Gaza, menyebut tindakan itu sebagai sebuah "pembantaian brutal."
Demonstrasi yang dilakukan puluhan ribu warga Palestina di Gaza pada Senin, 14 Mei 2018 berubah menjadi bentrokan berdarah setelah pasukan perbatasan Israel melepas tembakan ke arah massa.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar dalam sebuah pernyataannya pada Senin, 14 mei 2018, mengecam peristiwa itu.
"Qatar mengecam keras atas pembantaian brutal dan pembunuhan sistematis yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel terhadap warga Palestina yang tidak bersenjata," kata Lolwah Al Khater, Juru Bicara Kemenlu Qatar.
"Kami menyerukan kepada semua kekuatan internasional dan regional yang memiliki suara terhadap Israel untuk segera bertindak dan menghentikan mesin pembunuh brutal itu," tambahnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Presiden Turki: Israel Negara Teroris
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin, 14 Mei, menyebut Israel sebagai "negara teroris".
Ungkapan itu ia tujukan sebagai bentuk kecaman atas langkah pasukan Israel yang menembak mati warga Palestina, yang ambil bagian dalam demonstrasi di sepanjang perbatasan Gaza. Demikian seperti dikutip dari The Jerusalem Post.
Ia juga menambahkan bahwa mereka yang tewas adalah warga sipil yang tengah mempraktikkan hak demokratis mereka. Erdogan menyampaikan "belasungkawa kepada para martir" dan menegaskan kembali dukungan Turki untuk "saudara-saudari Palestina" mereka.
Erdogan juga menyerukan tiga hari berkabung di Turki sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina yang tewas dalam demonstrasi yang bertepatan dengan peresmian Kedutaan Amerika Serikat di Yerusalem tersebut.
Demonstrasi yang diwarnai bentrokan itu merupakan buntut dari aksi protes rakyat Palestina sejak beberapa minggu terakhir, yang dikoordinasi oleh Hamas dalam tajuk "Great March of Return".
Dikutip dari BBC, aksi protes turut menyasar perayaan hari jadi Israel ke-70, yang oleh masyarakat Palestina disebut sebagai Nakba atau hari bencana.
Selain itu, aksi protes juga dialamatkan pada peresmian Kedutaan Besar Amerika Serikat di Yerusalem.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, membela militernya, dan mengatakan, "Setiap negara memiliki kewajiban untuk mempertahankan perbatasannya."
Advertisement