VoB, Band Metal Berhijab yang Ingin Hilangkan Stigma Negatif

Band-band musik cadas biasanya didominasi kaum pria. Dengan ciri khas rambut panjang, mereka mengibaskan rambut mengikuti tempo irama cepat yang dimainkan.

oleh Tim Merdeka diperbarui 18 Mei 2018, 09:40 WIB
Band metal dengan anggota berhijab, Voice of Baceprot tampil di konser Pancasila Gemilang di Jakarta Convention Center, Selasa (22/8/2017). (Herman Zakharia/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Band-band musik cadas biasanya didominasi oleh kaum pria. Dengan ciri khas rambut panjang, mereka mengibas rambut mengikuti tempo irama cepat yang dimainkan. Namun, sesuatu yang berbeda diperlihatkan tiga dara asal Garut, yakni Firda, Euis dan Widi. Ketiganya membentuk band metal yang diberi nama Voice of Beceprot (VoB).

Yang menarik, ketiganya masih duduk di bangku sekolah menengah atas itu tampil di atas panggung dengan menggunakan hijab. Tak pelak aksi ketiganya sempat jadi perbincangan di media sosial, baik dari sisi positif maupun negatif.

Band remaja berhijab dari Garut ini usung musik cadas. (Facebook/VoB)

Band yang terbentuk pada 14 Februari 2014 itu malah memiliki keinginan untuk mendunia. Untuk itu ketiganya pun terlebih dahulu memulai debut dengan memperkenalkan karya-karya di dalam negeri.

Single pertama yang diperkenalkan berjudul School Revolution, mereka juga turut andil dalam penulisan liriknya. Single tersebut merupakan protes atau kritikan untuk menjadikan sistem pendidikan lebih baik dan positif.

 

 

Penampilan grup musik Voice of Baceprot (VOB) yang mengambarkan Sila Kedua, Kemanusian yang Adil dan Beradab pada penutupan Festival Prestasi Indonesia di JCC, Jakarta, Selasa (22/8). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

"Abah sama kami yang ciptakan, lirik masih bantuan Abah. Lagu ini sebenarnya rekam jejak dari cara pandang kami terhadap sekolah sebagai salah satu ruang kami belajar, jadi apa yang yang kami dengar, kami lihat dan kami rasakan di sekolah itu kami tuangkan di lagu ini," ucap Firda saat dijumpai di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, belum lama ini.

Meskipun berhijab, ketiganya ingin memberikan pandangan positif pada para penikmat musik genre apa pun, bahwasanya garis hidup setiap makhluk berbeda-beda.

"Ada yang ditakdirkan menjadi dokter, guru, bahkan seniman. Nah, kami ingin menjadi seniman yang bisa memberikan pengaruh positif bagi orang-orang yang sebelumnya berpikiran negatif. Melalui musik kami ingin menjadi manusia seutuhnya, bukan dibeda-bedakan," pungkasnya.

Sumber: Kapanlagi

Reporter: Natanael Sepaya

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya