Liputan6.com, Pekanbaru - Mengantisipasi terulangnya aksi teror di Provinsi Riau pasca-penyerangan Mapolda Riau oleh sekelompok orang bersenjata tajam, setiap penghuni kontrakan dan tempat kos wajib didata oleh RT dan RW. Hasil pendataan wajib dilaporkan ke Babinsa dan Bhabinkamtibmas setempat.
Hal itu tertuang dalam maklumat yang ditandatangi oleh Plt Gubernur Riau Wan Thamrin Hasyim, Kapolda Riau Irjen Nandang, Komandan Korem Wirabima 031 Brigjen TNI Sonny, dan Kepala Badan Intelijen Daerah Riau.
"Maklumat ini bernomor 01/V/2018 tanggal 16 Mei 2018," kata Kabid Humas Polda Riau AKBP Sunarto di Pekanbaru, Rabu malam, 16 Mei 2018.
Sunarto menyatakan dalam maklumat ini, setiap bupati, wali kota, Kapolres, Kapolresta, Dandim, camat, lurah hingga sampai tingkat RT diwajibkan mengaktifkan sistem keamanan lingkungan (Siskamling).
Baca Juga
Advertisement
Pengaktifkan Siskamling ini wajib dilaporkan kepada atasan instansi masing-masing. Masyarakat juga diwajibkan mengaktifkannya, baik di tempat tinggal masing-masing ataupun lingkungan kerja.
Sunarto menyebutkan, maklumat ini berisi beberapa poin. Selain mendata ulang semua penghuni kontrakan dan tempat kos, tamu yang datang ke permukiman wajib lapor 1x24 jam.
"Mewajibkan lapor 1x24 jam apabila didatangi orang kepada RT dan RW ataupun tamu," sebut Sunarto.
Poin terakhir, masyarakat diwajibkan melaporkan adanya aktivitas ataupun gerak gerik orang yang mengarah kepada terorisme.
Pria Berinisial D
Sebelumnya, Detasemen Khusus 88 Anti Teror bersama Kepolisian Daerah (Polda) Riau mengusut peran dan keberadaan pria berinisial D di Kota Pekanbaru. Nama itu disebut-sebut sebagai penyandang dana dua terduga teroris inisial AA (39) dan HK (38) yang ditangkap di Palembang, Sumatera Selatan.
Keduanya ditangkap di kilometer 5 Palembang saat hendak ke Jakarta. Keduanya disebut-sebut berencana ke Mako Brimob Kelapa Dua Depok untuk melanjutkan serangkaian aksi teror di sana pasca-kerusuhan di Rutan Cabang Salemba, tetapi batal karena kondisi kembali kondusif.
Kapolda Riau menyebut pihaknya bersama Densus 88 serta personel Polresta Pekanbaru sudah menggeledah sejumlah lokasi di Pekanbaru untuk melacak keberadaan D.
"Masih pendalaman dan penyelidikan bersama Densus 88," kata Nandang di Hotel Grand Central Kota Pekanbaru, Jalan Jenderal Sudirman, Selasa siang, 15 Mei 2018.
Hanya saja, Nandang masih merahasiakan lokasi yang digeledah termasuk identitas detail dari pria inisial D yang diakui kedua terduga bekerja di salah satu perusahaan di Kota Pekanbaru.
Nandang juga masih merahasiakan jaringan kedua terduga ini, termasuk pria inisial D yang diseret pengakuan keduanya, apakah masih anggota Jemaah Anshor Daulat (JAD) atau jaringan lainnya.
Sementara itu, Kapolda Sumatera Selatan Irjen Zulkarnain Adinegara dalam keterangannya menyatakan kedua terduga teroris pelaku yang diamankan di wilayahnya diduga terlibat aksi teror di Mako Brimob Kelapa Dua, beberapa waktu lalu.
Menurut mantan Kapolda Riau tersebut, kedua terduga teroris itu bermaksud melakukan aksi teror di Mako Brimob Kelapa Dua setelah kerusuhan dengan narapidana teroris.
"Dari pengakuannya, mereka mau berbuat amaliyah di Mako Brimob Kelapa Dua," kata Zulkarnain.
Di samping itu, Zulkarnain juga menyebut pihaknya bersama Densus 88 masih memburu enam terduga teroris. Mereka dinyatakannya harus segera ditangkap karena dikhawatirkan akan menjadi Lone Wolf atau pelaku teror tunggal.
"Sebelumnya mereka berhasil kabur dalam penggerebekan sarang teroris di Kabupaten Muara Enim beberapa waktu lalu. Masuk anggota JAD mereka," kata Zulkarnain.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement