Bekraf Akan Terus Dukung Musik Klasik Hingga Mandiri

Badan Ekonomi Kreatif RI akan terus mendukung kegiatan bagi musik klasik hingga menjadi mandiri.

oleh Vinsensia Dianawanti diperbarui 17 Mei 2018, 12:07 WIB
Para pemain memberi penghormatan kepada penonton usai tampil dalam konser Jakarta City Philharmonic (JCP) di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (16/5). (Liputan6.com/Arya Manggala)

Liputan6.com, Jakarta Konser orkesta Jakarta City Philharmonic kembali digelar di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki pada Kamis (16/5/2018). Ini menjadi konser musik klasik kedua yang digelar dalam agenda Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Dewan Kesenian Jakata (DKJ) pada 2018 dengan mengangkat tema Tirta.

Bekraf sendiri khususnya divisi musik terus mengupayakan dukungan terhadap industri musik, khususnya musik klasik.

Feriandy selaku Direktorat Pengembangan Pasar Dalam Negeri Bekraf ketika ditemui Liputan6.com pada Kamis (16/5/2018) menuturkan bahwa Bekraf berupaya untuk meningkatkan awareness bagi masyarakat tentang keberadaan musik klasik.

 


Mendidik para pelaku musik klasik

Sejumlah pemain orkestra tampil dalam konser Jakarta City Philharmonic (JCP) di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (16/5). Konser tersebut mengangkat tema "Tirta". (Liputan6.com/Arya Manggala)

"Kami mendukung para pelaku seni yang tampil, difasilitasi oleh Dewan Kesenian Jakarta. Setiap edisi itu kita free untuk para penonton. Sehingga membangun kebiasaan untuk membangkitkan musik-musik klasik ini yang ke depannya kami berharap semakin berkembang. Dengan kemajuan kerja sama yang semakin meningkat dari Bekraf dan DKJ yang pada akhirnya mereka bisa bergulir sendiri. Bisa membangun musik di Indonesia, khususnya musik klasik," ujar Feriandy.

Saat ini Bekraf dan asosiasi musik seperti DKJ terus memperkenalkan musik klasik kepada masyarakat. Untuk itu, Bekraf mendukung penuh konser musik klasik seperti ini sehingga penonton yang hadir tidak berbayar. Nantinya, Bekraf akan mengurangi fasilitas pendanaan yang diberikan kepada asosiasi musik klasik. Di mana asosiasi musik klasik akan memberlakukan tiket berbayar pada setiap penonton. Sehingga mereka bisa belajar menghidupi dan memproduksi musik klasik secara mandiri.

 


Mendidik penikmat musik klasik

Pemain orkestra menghayati saat tampil dalam konser JCP di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (16/5). Tiga karya komposer yang ditampilkan dalam konser ini adalah Bedrich Smetana, Claude Debussy, dan Alexander Arutiunian. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Tidak hanya mengajarkan asosiasi musik untuk menjadi mandiri, Feriandy menuturkan bahwa berlakunya tiket berbayar ini juga mendidik penonton untuk menghargai musik klasik dan para pelakunya. Feriandy pun mengakui bahwa sistem tiket berbayar ini akan membuat penonton menjadi sedikit berkurang. Namun ini menjadi bagian dari sistem seleksi bagi penikmat musik.

Menurutnya, jika orang sudah diperkenalkan musik klasik dan mampu menikmatinya dengan baik, tidak akan jadi masalah jika pada akhirnya harus diberlakukan sistem tiket berbayar. Sehingga para pelaku musiknya sendiri mampu bertindak secara profesional dan menyajikan karya terbaik yang diminati oleh para pecinta musik klasik.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya