Masuk Mal, Produk UMKM Lokal Siap Rebut Hati Masyarakat

Kemendag membuka pameran Mall to Mall 'Indonesia Kreatif 2018 di Grand Atrium, Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis (17/5/2018).

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Mei 2018, 13:15 WIB
Dok Foto: Dwi Aditya Putra/Merdeka.com

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) membuka pameran Mall to Mall 'Indonesia Kreatif 2018' di Grand Atrium, Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis (17/5/2018). Pameran yang berlangsung sejak 16-20 Mei 2018 ini menampilkan puluhan produk kreatif karya anak bangsa.

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri (Dirjen PDN) Kemendag Tjahja Widayanti mengatakan, pameran kali ini merupakan upaya untuk memperkenalkan produk Usaha Mikro, Kecil, dan Kecil Menengah (UMKM) lebih luas kepada masyarakat, terutama di tengah pusat perbelanjaan. Menurutnya, selama ini banyak produk anak bangsa yang tidak terpublikasikan.

"Pameran ini bertujuan memperkenalkan produk UMKM. Bahwa produk kita cukup bagus karena tidak pernah ada yang tahu dan memperkenalkan sehingga mereka (UMKM) diam saja. Maka, kita ajak mereka pameran, mereka layak masuk ke sini (mal)," ungkap Tjahja saat memberikan sambutan.

Tjahja mengatakan, pameran kali ini bukan pertama kalinya dilakukan oleh Kementerian Perdagangan. Nantinya dikatakan dia, UMKM ini juga akan dipamerkan di dua belas pusat perbelanjaan berbeda sesuai dengan tema, yakni mal ke mal. 

"Pameran ini sudah tahun keempat dan ini kita akan membuat polanya berbeda dengan tahun sebelumnya. Hari ini adalah awal pameran mal to mal. Kalau enggak salah sampai dua belas mal," imbuhnya.

Tjahja meyakini, dengan diselenggarakannya pameran tersebut akan membawa peluang besar bagi pelaku UMKM.

"Mal ini pengunjungnya cukup banyak jadi pasarnya sudah jelas. Peluang cukup besar sehingga mengangkat derajat UMKM kita ini," tandasnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Stefanus Ridwan. Dia mengatakan, pameran kali ini bertujuan untuk memperkenalkan produk-produk UMKM milik anak bangsa.

"Hari ini kita membuka pameran untuk dari mal ke mal. Awalnya di sini untuk membantu UMKM sehingga produk yang dihasilakan bisa dikenal dan semua orang tau kita punya produk luar biasa," imbuhnya.

"Dengan adanya pameran (produk UKM masuk mal), seperti masuk mal ini hari biasa pengunjung bisa mencapai 65 ribu orang, akhir pekan 85-120 ribu orang dateng. Pameran ini akan datang memberitahukan banyak orang Indonesia bahwa kita memiliki banyak produk," Stefanus menandaskan. 

 

Reporter : Dwi Aditya Putra

Sumber : Merdeka.com


JK Harap Harga Pangan Tak Bergejolak Jelang Ramadan

Harga beras medium pada pekan ini (Foto: Liputan6.com/Bawono Y)

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) tidak permasalahkan harga pangan melonjak jelang Ramadan. Ia menekankan yang penting harga pangan terkendali.

"Jadi yang penting jangan bergejolak, tapi ada stabilitas walaupun agak naik sedikit tapi relatif stabil," kata JK di kantornya, Jl Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (8/5). 

Dia mengakui, ada beberapa harga pangan mulai naik. Akan tetapi, kata JK, ada beberapa yang harga pangan yang stabil salah satunya beras. Namun, ada pula yang melonjak yaitu harga bawang.

"Tapi sekali lagi dua-duanya ada untung rugi, naik sedikit harga seperti itu pendapatan petani naik," ujar JK.

Diketahui menjelang Ramadan, ada beberapa harga pangan mulai melonjak. Sejumlah harga komoditas pangan seperti daging sapi di Pasar Induk Kramat Jati masih terbilang stabil.

Rata-rata pedagang menjual dengan harga kisaran mencapai Rp 100.000 per kilogram (Kg). Sedangkan untuk daging beku impor dibanderol Rp 80.000 per Kg.

Salah satu pedagang daging, Fajar mengungkapkan, untuk saat ini harga daging lokal masih tetap stabil. Namun, tidak menutup kemungkinan kata dia harga tersebut dapat mengalami lonjakan ketika mendekati Lebaran.

"Stabil kalau daging lokal untuk sekarang. Daging segar lokal di kisaran Rp 110 - 115 ribu per Kg normal. Kemudian daging beku impor dari India itu dijual Rp 80 ribu per kg. Menjelang lebaran biasanya naik," ujar Fajar kepada merdeka.com di Pasar Kramat Jati, Jakarta, Minggu 6 Mei 2018.

Fajar mengatakan, kenaikan tersebut tidak juga karena dengan permintaan pasar yang besar menjelang Ramadan dan Lebaran. Namun, bisa juga terjadi karena ketersediaan stok yang tidak mencukupi menyebabkan kenaikan harga daging tersebut.

"Kenaikan bisa sampai Rp 120 ribu per kg. Kalau barang kosong bahkan bisa sampai Rp 130 ribu per kg," ujar dia.

Selain daging, Indra salah satu pedagang ayam di Pasar Kramat Jati juga menuturkan, sampai saat ini belum ada kenaikan secara signifikan untuk harga jual ayam potong. Untuk harga jual sendiri masih berada di kisaran Rp 35.000 sampai Rp 40.000 per potong.

"Belum begitu tinggi untuk harga. Kalau ayam tergantung besarnya juga kita jual Rp 35-40 ribu per potong," ujar dia.

Meski demikian, lanjut Indra kenaikan untuk ayam sendiri biasanya terjadi ketika sudah memasuki bulan Ramadan. "Kenaikan bisa sampai Rp 7.000 sampai 8.000. Bahkan bisa 60 ribu per potong," kata Indra.

Selain daging dan ayam potong, harga komoditas lainnya seperti cabai, bawang, tomat, dan kentang juga terpantau normal. Salah satu pedagang, Muji menjelaskan, untuk harga cabai merah dan cabai keriting masih bertengger di kisaran Rp 30.000 per kg, sedangkan untuk cabai hijau sendiri Rp 28.000 per kg.

Sementara harga pangan lainnya yaitu harga bawang merah dijual berkisar Rp 30.000 per kg dan untuk bawang putih dijual Rp 28.000 per kg. "Selain itu untuk tomat Rp 10 ribu per kg dan kentang Rp 12 ribu per kg. Masih terbilang normal," ujar dia.

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya