4 Suplemen Ini Bisa Bantu Puasa Anda

Menjalankan puasa Ramadan bisa jadi terbantu dengan empat suplemen pilihan berikut.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Mei 2018, 19:30 WIB
Ilustrasi suplemen kesehatan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Di bulan Ramadan, umat Muslim di Indonesia menjalankan ibadah puasa selama kurang lebih 13 jam setiap hari. Terkadang, kesibukan yang terus berlangsung sepanjang Bulan Suci ini membuat Anda membutuhkan suplemen tambahan. Namun, apa jenis suplemen yang terbaik?

Tak dapat dimungkiri, selama bulan puasa tubuh rentan kekurangan zat gizi. Pasalnya, waktu untuk mendapatkan asupan nutrisi jadi terbatas. Sebagai sumber energi saat berpuasa, tubuh akan menggunakan cadangan karbohidrat dan lemak yang tersimpan dalam hati dan otot. Selain itu, untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, kedua ginjal akan berusaha menahan cairan dengan mengurangi frekuensi dan volume buang air kecil.

Meski demikian, tubuh tetap tidak dapat menghindari kehilangan cairan melalui keringat, uap air saat bernapas atau berbicara. Tak hanya ancaman kekurangan energi dan cairan saja, tubuh pun rentan kekurangan mikronutrien, yaitu vitamin dan mineral.

Untuk menyiasati kemungkinan kekurangan berbagai zat gizi tersebut, Anda dapat mengonsumsi suplemen kesehatan. Jenis suplemen yang dipilih pun tentu harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan tubuh. Berikut ini adalah beberapa jenis suplemen yang baik untuk dikonsumsi selama bulan puasa:

 

Saksikan juga video menarik berikut:

 

 


1. Suplemen yang mengandung vitamin C

Ilustrasi suplemen kesehatan (iStockphoto)

Bila Anda adalah pribadi yang sibuk dan memiliki banyak kegiatan selama bulan puasa, Anda dapat mengonsumsi suplemen yang mengandung vitamin C. Vitamin C berfungsi sebagai antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas dan mencegah berbagai penyakit. Anda dapat memilih suplemen yang mengandung vitamin C dengan dosis 500-1000 mg. Bila Anda khawatir akan efek mual dan rasa tidak nyaman di perut setelah konsumsi suplemen vitamin C, Anda dapat mengonsumsinya setelah berbuka puasa.

2. Suplemen yang mengandung multivitamin

Tidak hanya vitamin C, Anda juga memerlukan berbagai vitamin lainnya seperti vitamin B1, B6, dan B12. Untuk mencukupi kebutuhan akan beragam vitamin ini, Anda dapat mengonsumsi suplemen dengan kandungan multivitamin yang lengkap. Vitamin merupakan mikronutrien yang diperlukan dalam jumlah sedikit tetapi sangat penting bagi tubuh. Sama halnya dengan vitamin C, Anda dapat mengonsumsinya setelah berbuka puasa untuk mengurangi efek mual.


3. Suplemen yang mengandung mineral

Ilustrasi suplemen kesehatan (iStockphoto)

Mineral memiliki peran penting bagi tubuh. Mineral seperti zink, magnesium, selenium, kalsium, dan fosfor, semuanya penting untuk menjaga kelangsungan berbagai jalur metabolisme dalam tubuh. Tanpa mineral-mineral tersebut, metabolisme tidak akan berjalan baik. Akibatnya, tubuh pun akan mudah terserang penyakit.

Oleh karena itu, Anda harus memastikan asupan mineral tetap terjaga selama bulan puasa. Jangan lupa untuk memperhatikan kandungan dalam suplemen dan pastikan mineral yang terkandung di dalamnya lengkap dan seimbang.

4. Suplemen yang mengandung asam lemak esensial

Satu hal yang juga tidak boleh terlewatkan adalah asupan asam lemak. Asam lemak esensial seperti omega-3 sangat penting bagi tubuh untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.

American Heart Association menganjurkan setiap orang mengonsumsi asam lemak esensial omega-3 setidaknya 100 gram sebanyak dua kali seminggu. Untuk mencapai jumlah tersebut, Anda dapat mengonsumsi ikan atau suplemen yang mengandung minyak ikan.

Apakah semua jenis suplemen tersebut harus dikonsumsi sekaligus selama bulan puasa? Tentu tidak. Untuk menentukannya, harus disesuaikan dengan keperluan Anda. Lebih baik Anda berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk mengetahui jenis suplemen yang paling tepat—sesuai dengan kebutuhan tubuh—untuk dikonsumsi selama bulan puasa.

Selain suplemen, hal yang terpenting untuk tetap sehat dan bugar adalah mengatur pola makan saat sahur dan berbuka, serta tetap aktif selama bulan puasa.

Penulis: dr. Sepriani Timurtini Limbong. Sumber: Klikdokter.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya