Polisi Sita 284 Tas Mewah dari Apartemen Eks PM Malaysia Najib Razak

Sejak hari Rabu, enam tempat yang terkait dengan mantan PM Malaysia Najib Razak telah digeledah polisi. Tindakan ini terkait skandal 1MDB.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 18 Mei 2018, 08:15 WIB
Sejumlah mobil polisi menuju rumah mantan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak di Kuala Lumpur, Rabu (16/5). Polisi melakukan penggeledahan di kediaman Najib usai Salat Tarawih untuk mencari bukti dan dokumen terkait kasus 1MDB. (AFP/Mohd RASFAN)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Polisi Malaysia pada Kamis, 17 Mei malam, menggeledah tiga apartemen yang dimiliki oleh keluarga mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak di sebuah kondominium mewah di Kuala Lumpur.

Menurut media Singapura, The Straits Times, dari apartemen tersebut, polisi mengangkut 284 kotak berisi tas mewah, 72 tas berisi perhiasan, uang tunai dari berbagai denominasi, jam tangan, dan barang-barang berharga lainnya. 

Direktur Bukit Aman Commercial Criminal Investigation Department (CID), Amar Singh, mengatakan bahwa polisi telah menggeledah enam tempat sejak hari Rabu, di antaranya kantor perdana menteri, rumah Najib Razak di Taman Duta, dan empat kediaman lainnya yang terkait dengannya.

Di salah satu apartemen, polisi membawa apa yang dideskripsikan sebagai "tangkapan terbesar mereka", yakni lima truk dengan ratusan kotak warna oranye yang berisi tas Hermes Birkin. Media Malaysia Astro Awani melaporkan bahwa seorang polisi muncul dari kondominium dengan mesin hitung uang. Demikian seperti dikutip dari The Straits Times, Jumat (18/5/2018).

Singh yang berbicara kepada wartawan di luar kondominium pada Jumat pagi mengatakan bahwa apartemen-apartemen itu milik "Tan Sri" -- gelar khusus yang dianugerahkan kerajaan Malaysia. Namun, ia menolak menjelaskan lebih rinci.

"Jumlah total barang tidak dapat dipastikan sekarang. Kami akan hitung dan mengetahuinya besok. Jumlah perhiasan agak besar," ujar Singh.

Banyak kotak oranye diberi label dengan gambar tas Birkin yang berbeda, salah satunya dengan deskripsi seperti "Brown Ostrich".

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Upaya Penyembunyian Tas Mewah

Rosmah Mansor, istri Najib Razak, dikenal dengan kegemarannya akan tas Birkin. Setiap tas jenis itu harganya berkisar antara USD 12.000 dan USD 300.000.

Mantan First Lady Malaysia itu pernah membuat kehebohan ketika ia dilaporkan membeli tas Birkin dari kulit buaya seharga USD 200.000 pada tahun 2015. Namun kabar ini dibantah asistennya.

Heboh soal misteri tas mewah dimulai pada hari Sabtu lalu, sejak anggota sayap pemuda Parti Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM) melaporkan ke polisi bahwa mereka memiliki bukti video yang menunjukkan dugaan upaya untuk "menyembunyikan" setidaknya 50 tas Birkin yang diduga milik Rosmah.

Video yang dimaksud menunjukkan tas-tas itu dipindahkan dengan van Departemen Perdana Menteri ke Pavilion Residences.

Sejumlah barang kabarnya juga disita saat penggerebekan di kediaman Najib Razak di Taman Duta, pada Kamis pagi. Singh mengatakan, polisi masih berusaha membuka brankas di sana.

Pengacara Najib Razak, Harpal Singh mengatakan bahwa polisi terpaksa mengebor lemari besi karena kuncinya tidak diketahui keberadaannya. Brankas itu sendiri belum pernah dibuka selama dua dekade.

Penggerebekan terhadap kediaman Najib Razak dan sejumlah propertinya dilakukan sebagai bagian dari investigasi skandal mega korupsi 1Malaysia Development Berhad (1MDB).

1MDB adalah lembaga investasi yang didirikan pemerintah negeri jiran itu untuk memberikan manfaat pada rakyatnya. Gagasannya, 1MDB akan berinvestasi dalam sejumlah proyek di seluruh dunia, kemudian keuntungannya akan dikembalikan pada rakyat Malaysia.

Namun, dalam praktiknya, organisasi ini dituduh telah menyedot dana negara ke rekening pribadi Najib Razak dan orang-orang dekatnya. Skandal ini tengah diselidiki sejumlah negara, termasuk salah satunya Amerika Serikat.

Departemen Kehakiman AS, dalam penyelidikannya, menemukan bahwa Rosmah Mansor telah membeli berlian merah muda senilai USD 23 juta dengan dana 1MDB.

Najib Razak sendiri telah berkali-kali membantah melakukan kesalahan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya