Para Ibu Suku Da’a Jalan Kaki Naik Turun Gunung untuk Periksa Kehamilan

Para ibu hamil dari suku Da'a ini rela jalan kaki turun dari pegunungan selama satu jam demi mengikuti kelas ibu hamil oleh Pencerah Nusantara dan Puskesmas Bambalomotu, Mamuju Utara.

oleh Arina Aisyal diperbarui 18 Mei 2018, 17:30 WIB
Kelas Ibu Hamil di Desa Polewali bersama Pencerah Nusantara

Liputan6.com, Jakarta Suku Da’a merupakan salah satu suku yang mendiami wilayah Mamuju Utara, Provinsi Sulawesi Barat. Bagian dari suku Kaili ini hidup berpindah-pindah di daerah pegunungan.

Pada bulan-bulan awal masa pengabdian di Kabupaten Mamuju Utara, tim Pencerah Nusantara menemukan beberapa kebiasaan unik suku Da’a, di antaranya perayaan ulang tahun hanya satu kali seumur hidup.

Orang yang berulang tahun harus memakai baju yang terbuat dari kulit kayu. Yang lebih unik lagi, waktu perayaannya ditentukan oleh orang tua tanpa adanya patokan umur.

Kebiasaan unik lainnya yang diobservasi oleh tim Pencerah Nusantara adalah kebiasaan terkait pemeliharaan kebersihan. Pak Mujais, Kepala Desa Polewali, mengatakan bahwa sebelum adanya penyuluhan kesehatan, masyarakat suku Da’a biasa mandi sebanyak satu kali dalam setahun. Namun, kebiasaan ini telah berangsur membaik, menjadi empat hari sekali. 

Bu Sei, salah satu wanita suku Da'a yang rela menempuh perjalanan jauh demi memeriksakan kehamilan

Salah satu target kesehatan yang disasar oleh tim Pencerah Nusantara adalah peningkatan kualitas kelas ibu hamil. Idealnya kelas ibu hamil ini tidak hanya diikuti oleh ibu hamil saja, tetapi  juga diikuti oleh para suami atau anggota keluarga lainnya.

Salah satu ibu hamil yang mengikuti kelas ini bernama Sei. Ia tinggal di Dusun Saluwu, Desa Wulai dan rela jalan kaki turun dari pegunungan demi mengikuti kelas ibu hamil selama 1 jam. Biasanya Sei juga membawa anaknya Celsi, untuk menemani sepanjang perjalanan. Celsi yang masih duduk di bangku sekolah dasar sangat antusias menemani ibunya.

Sebelum kelas ibu hamil dimulai biasanya bidan desa memberikan pertanyaan untuk menilai pengetahuan para ibu hamil dan kader sebelum dan sesudah kelas dilaksanakan. Mengingat banyak yang tidak bisa membaca, petugas Puskesmas melakukan pendampingan dan penyampaian materi secara lisan.

Kemauan keras Sei dalam mengikuti kelas ini menjadi titik cerah bagi Puskesmas Bambalamotu dan Pencerah Nusantara Mamuju Utara dalam mewujudkan perilaku hidup sehat khususnya pada masyarakat suku Da’a.

 

Penulis: Richfa Yani (Pencerah Nusantara VI Penempatan Mamuju Utara)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya