Berakibat Fatal, Jangan Lakukan Hal Ini Saat Menjadi Penumpang Mobil

Menghadapi kemacetan saat mudik tentu terasa membosankan. Meskipun hanya menjadi penumpang depan, rasa pegal melanda di kaki.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Mei 2018, 10:20 WIB
Daihatsu Sirion. (Herdi Muhardi)

Liputan6.com, Jakarta Menghadapi kemacetan saat mudik tentu terasa membosankan. Meskipun hanya menjadi penumpang depan, rasa pegal melanda di kaki.

Sekalipun bisa meluruskan kaki, justru kadang rasa pegal di bokong yang semakin terasa. Dengan begitu, tak jarang penumpang mengangkat kakinya dan diistirahatkan di dashboard.

Tahukah kamu, mengistirahatkan kaki di dashboard mobil sebenarnya sangat berbahaya?

Alasannya, di dashboard tersebut tersimpan airbag. Kaki Anda bisa patah jika airbag mengembang.

Ketika terjadi benturan keras akibat tabrakan, airbag secara otomatis akan mengembang. Kecepatan mengembang airbag itu hingga mencapai 200 mph atau atau 321 km/jam.

Terbayang kan, betapa kerasnya jika kakimu justru yang terpental. Padahal, fungsi airbag untuk melindungi penumpang mobil jika terjadi kecelakaan.

Jangan biarkan hal ini justru membuatmu cedera. Jika terasa lelah, ada baiknya berhenti di rest area saja.

Sumber : Otosia.com

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kendaraan Ini Paling Sering Terlibat Kecelakaan

Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mengumumkan, kecelakaan lalu lintas (laka lantas) di Jakarta selama 2017 mengalami penurunan sembilan (9) persen dibandingkan 2016. Jika pada 2016 laka lantas mencapai 6.180 kejadian, maka di 2017 tercatat 5.642 kejadian.

Penurunan laka lantas juga terlihat dari jumlah kendaraan yang terlibat 2017, yaitu sebanyak 10 persen. Apabila jumlah kendaraan yang terlibat kecelakaan di 2016 sebanyak 8.985 unit, maka pada 2017 mencapai 8.090 unit.

Namun demikian, dari data yang ada kendaraan yang paling banyak terlibat adalah sepeda motor, yaitu mencapai 5.043 unit. Kendati begitu, angka ini turun 10 persen dari 2016 sebanyak 5.626 unit.

Kendaraan lain yang banyak terlibat kecelakaan adalah minibus, yaitu mencapai 1.362 unit. Angka ini juga turun dibandingkan tahun sebelumnya di angka 1.384 unit.

Penurunan juga terjadi pada Kopaja dan Metromini, masing-masing terlibat kecelakaan sebanyak 13 unit dan 26 unit. Sedangkan di 2016 sebelumnya tercatat 17 unit dan 30 unit.

Sementara itu, kecelakaan yang justru mengalami peningkatan adalah Mikrolet yang mencapai 121 unit dan omprengan sebanyak 40 unit. Padahal selama 2016, masing-masing hanya melibatkan 118 unit dan 19 unit.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya