Baru 2 Hari Puasa, Harga Cabai di Pasar Meroket

Harga cabai rawit dan cabai merah kompak naik pada bulan puasa ini. Sementara itu, harga bawang putih turun.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 18 Mei 2018, 12:30 WIB
Dok Foto: Liputan6.com/Maulandy Rizky Bayu Kencana

Liputan6.com, Jakarta - Baru dua hari puasa, harga cabai merah keriting dan cabai rawit hijau naik. Sementara itu, harga bawang putih turun. 

Seorang pedagang sayur di Pasar Kebayoran Lama bernama Uus (50) mengatakan, harga jual cabai merah keriting saat ini meningkat Rp 5 ribu per kilogram (kg) dari Rp 25 ribu per kg menjadi Rp 30 ribu per kg.

"Biasa, kosong (setoran dari pemasok). Dari kemarin ini (cabai merah keriting) naiknya," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Jumat (18/5/2018).

Sementara itu, Cantiri (45), seorang pedagang di tempat yang sama menambahkan, harga cabai merah keriting kompak naik kemarin.

"Habis selesai puasa hari pertama langsung naik," ungkapnya.

Kenaikan harga juga terjadi pada cabai rawit hijau, yang melambung dari sebelumnya Rp 30 ribu per kg menjadi Rp 35 ribu per kg. Untuk cabai rawit merah, secara harga masih tak bergerak pada angka Rp 35 ribu per kg.

Kebalikannya dengan cabai, harga bawang putih justru turun. Di lapak dagangan milik Uus, bawang putih bulat turun dari Rp 30 ribu per kg jadi Rp 25 ribu per kg, dan bawang putih cutting dari Rp 35 ribu per kg jadi Rp 30 ribu per kg.

Untuk harga bawang merah, dia menyebutkan, masih sama. "Masih tetap Rp 35 ribu per kg," tutur Uus. 


Bulan Puasa, Mendag Akui Harga Telur dan Daging Ayam Masih Tinggi

Mendag Enggartiasto Lukita saat pemotretan dalam kunjungannya ke Kantor Liputan6 di SCTV Tower, Jakarta (4/5). Enggartiasto tercatat pernah memegang jabatan antara lain Ketum Real Estate Indonesia (REI), periode 1992-1995. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menyatakan, memasuki Ramadan, sebagian besar stok bahan kebutuhan pokok terpantau aman dengan harga yang stabil. Namun, ada dua bahan kebutuhan pokok yang masih bergejolak, yaitu telur dan daging ayam‎.

‎‎"Semua bahan pokok aman, pasokannya berlebih. Yang belum cuma dua, yaitu daging ayam dan telur," ujar dia di Jakarta, pada 17 Mei 2018. 

Dia menjelaskan, gejolak harga pada telur dan daging ayam itu disebabkan kurangnya pasokan yang masuk pasar. ‎Namun, Kemendag telah mengatasi hal tersebut dengan meminta para peternak skala besar untuk turut menggelontorkan telur dan daging pasar tradisional.

"Semula peternak intergrator yang besar-besar itu kita tidak izinkan masuk di pasar. Akhir minggu lalu saya sudah minta mereka turunkan (stok), yang peternak yang di luar intergrator. Belum turun juga (harganya), terpaksa kita minta (peternak) yang besar-besar untuk gelontorin di pasar," ungkap dia.

Namun, Enggar tidak bisa memastikan berapa banyak telur dan daging ayam yang dipasok oleh para peternak skala besar tersebut. Yang pasti, stok akan terus digelontorkan hingga harga kedua komoditas tersebut kembali normal.

Saat ini, rata-rata harga telur di pasar tradisional di Jakarta mencapai Rp 26 ribu per kg, naik dari harga normal yang berkisar Rp 20 ribu per kg. Adapun harga daging ayam berkisar Rp 36 ribu per ekor.‎

"Tidak bisa dihitung sekilo, dua kilo. Pokoknya mereka disuruh masukkin di pasar," ungkap dia.

Meski demikian, kata Enggar, untuk komoditas lain, baik pasokan maupun harganya, saat ini cenderung stabil. Dia mencontohkan harga beras yang sudah kembali normal dan sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET).

‎"Aman, seaman-amannya. Barangnya ada, beras ada, kemudian gula banyak. Saya ke Semarang, (beras) yang tadinya Rp 11 ribu sampai 10.500 turun menjadi Rp 9.500. Saya bilang turunan lagi 50 perak jadi Rp 9.450. Gula Rp 11.500. Minyak goreng aman. Daging stabil. Cuma harga telur ayam dan daging ayam," tandas dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya