Surabaya - Tiga ledakan bom di tiga gereja Surabaya, Minggu pagi, 13 Mei 2018, kini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga para korban tewas dan luka. Tercatat, 18 orang meninggal, termasuk pelaku bom bunuh diri, sementara 40 lainnya luka-luka.
Salah satu korban penyerangan tersebut adalah Siti Mukarimah (25). Dia korban ledakan bom di depan gerbang Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS), Jalan Arjuna.
Advertisement
Saat peristiwa terjadi, dia persis melintas tepat di belakang mobil Avanza putih yang dikendarai Dita Oeprianto, otak dari penyerangan ketiga gereja. Belakangan diketahui, Dita adalah Ketua Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Surabaya.
"Saya di belakang Avanza itu. Setelah meledak saya tidak terlempar, tapi saya tidak ingat apa yang terjadi kemudian," katanya kepada suarasurabaya.net di ruang perawatan RS William Booth, Jumat (18/5/2018).
Siti Mukarimah sehari-hari bekerja sebagai perawat di ruang perawatan penyakit di Rumah Sakit William Booth, Jalan Diponegoro, Surabaya. Kondisinya kini mulai stabil.
Saat peristiwa bom bunuh diri terjadi, Siti sedang perjalanan pulang ke rumah dengan sepeda motor setelah menuntaskan pekerjaan shift malam.
Luka Bakar 14 Persen
Dampak dari ledakan tersebut, Siti mengalami luka bakar 14 persen di bagian wajah, tangan, kaki, dan beberapa bagian tubuh lainnya.
Saat ini, Siti Mukarimah sedang mengandung janin berusia 24 minggu. TB Rijanto Kepala RS William Booth memastikan, kondisi kandungan Siti Mukarimah dalam keadaan bagus.
Sementara, untuk biaya perawatan Siti, pihak rumah sakit mengungkapkan BPJS Ketenagakerjaan akan membiayai pengobatannya sejak enam bulan pertama hingga enam bulan berikutnya.
Baca berita menarik lainnya di suarasurabaya.net
Saksikan video pilihan selengkapnya di bawah ini:
Advertisement