Syarat dan Tips Puasa bagi Ibu Hamil dan Menyusui

Puasa untuk ibu hamil dan menyusui tergantung kesehatan janin dan ibunya.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 20 Mei 2018, 15:00 WIB
Ilustrasi ibu hamil bisa mendaftarkan janin dalam JKN-KIS dari BPJS Kesehatan (iStock)

Liputan6.com, Bandung Puasa menjadi kewajiban bagi semua umat Islam. Namun, tak sedikit pertanyaan seputar kewajiban bagi ibu hamil dan menyusui setiap Ramadan tiba. Apakah mereka aman menjalankan puasa?

Kepada mereka para ibu hamil dan menyusui sebetulnya diperbolehkan untuk membatalkan puasanya dengan keharusan menggantinya di hari lain baik disertai  membayar fidiah maupun tidak.

Kepala Divisi Obstetri dan Ginekologi Sosial RSUP Hasan Sadikin Bandung Dini Hidayat mengatakan, berdasarkan penelitian ada yang memperbolehkan mereka berpuasa dan ada pula yang tidak menganjurkan untuk berpuasa.

"Puasa untuk ibu hamil dan menyusui tergantung kesehatan janin dan ibunya. Kalau bagus, sehat, kemungkinan janin tidak kecil diperbolehkan puasa dengan syarat asupan makanan gizi dan nutrisi yang masuk sama dengan ketika tidak berpuasa," kata Dini saat ditemui Liputan6.com di RSUP Hasan Sadikin, Jumat, 19 Mei 2018.

Ia menjelaskan, kebutuhan nutrisi ibu hamil harus mencukupi. Butuh setidaknya 2300-2500 kilo kalori per hari bagi mereka yang hamil dan 2.700 kilo kalori bagi ibu menyusui. Hal itu terdiri dari 50 persen karbohidrat, 30 persen protein hewani dan nabati serta 20 persen lemak.

"Selama ibunya sehat dan bayinya sehat tidak ada masalah untuk berpuasa. Tetapi kalau khawatir sakit atau bayinya sakit kan dalam agama diperbolehkan tidak berpuasa karena bisa membayar di luar Ramadan," kata dokter spesial kandungan itu.


Hindari Dehidrasi

Kepala Divisi Obstetri dan Ginekologi Sosial RSUP Hasan Sadikin Bandung Dini Hidayat

Pada saat menyusui, lanjut Dini, kebutuhan nutrisi lebih banyak daripada biasanya. Selain itu, ketika berpuasa cairan dalam tubuh otomatis akan berkurang.

"Untuk kualitas asinya sebenarnya bisa terpenuhi saat sahur dan berbuka. Kalau ibunya kuat dan sanggup makan dan minum banyak dan tidak ada keluhan silakan berpuasa," jelasnya.

Lalu bagaimana tips agar ibu hamil dan menyusui agar bisa tetap berpuasa?

"Dari awal sudah harus dipastikan kondisi ibu dan janin dalam keadaan sehat. Lalu disiplin makan dan minum saat sahur dan berbuka serta minum vitamin. Kurangi juga minuman instan dan sebaiknya diganti jus atau susu. Terakhir, kurangi kegiatan atau perbanyak istirahat," paparnya.

Namun, ia mengingatkan, jika kondisi tubuh mengalami perubahan ketika berpuasa agar menunda usaha berpuasa.

"Parameternya adalah berat badan tidak turun. Begitu berat badannya turun, berarti ada gangguan sistemik dan itu harus dihentikan," ujarnya.


Trimester Kehamilan

Dini mengatakan, seorang ibu hamil memiliki tiga bagian masa kandungan. Pada trimester pertama atau tiga bulan pertama, janin masih pembentukan organ tubuh, otak, saluran cerna dan ginjal. Umumnya, mereka akan mengalami keluhan seperti mual, pusing, lemas dan muntah.

"Pada trimester pertama itu tidak disarankan berpuasa. Sebab banyak gangguan sekali dari ibunya sering mual, lemas, letih. Masa krusial kehamilan itu ada di 9 minggu pertama untuk janin," kata Dini.

Menurutnya, pada trimester kedua dan ketiga ibu hamil diperbolehkan menjalankan puasa. Namun, sekali lagi dengan syarat memenuhi nutrisi, gizi, dan cairan yang baik.

"Kalau ada keluhan langsung saja konsultasi ke dokter," ucap dia.

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya