Arteria Dahlan PDIP: Sikapi Terorisme, Jangan Gegabah dan Saling Menyalahkan

Politikus PDIP Arteria Dahlan menyesalkan aksi terorisme yang dilakukan di rumah ibadah dan kantor polisi.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 19 Mei 2018, 11:26 WIB
Petugas kepolisian berjalan melewati puing-puing pascaledakan bom di Gereja Santa Maria, Surabaya, Minggu (13/5). Selain di Gereja Katolik Santa Maria, dua ledakan lain di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya dan Gereja Kristen Jawi Wetan. (AP/Trisnadi)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi III DPR Arteria Dahlan mengutuk dan mengecam aksi terorisme di Surabaya, Jawa Timur beberapa waktu lalu. Dia meminta semua pihak tidak gegabah menyikapi aksi teroris dan membuat polemik baru.

"Kita tidak boleh gegabah, jangan gegabah, salahkan ini salahkan ini. Kami pastikan teroris akan hadir siapapun presidennya, siapapun panglimanya, siapapun Kapolrinya," ujar Arteria Dahlan dalam diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (19/5/2018).

Politikus PDIP ini pun menyesalkan aksi terorisme yang dilakukan di rumah ibadah dan kantor polisi serta melibatkan anak-anak. Bahkan korban pun ada yang anak-anak.

"Selain gereja, adapula Mapolres Surabaya, itu tempatnya polisi. Kemudian yang ngebom itu wanita dan anak-anak, bukan orang miskin lagi tapi orang mampu. Orang berpendidikan tinggi pun teroris, orang kaya pun bahkan rela mati," ucap Arteria.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Jokowi Kecam Terorisme Libatkan Anak

Sementara itu, pada sambutan buka puasa bersama pimpinan lembaga negara, menteri kabinet kerja, hingga perwakilan tokoh agama Islam seperti PBNU, Muhammadiyah di Istana Negara, Jakarta, Jumat 18 Mei 2018, Jokowi bercerita melihat sendiri bagaimana hancurnya tubuh para anak-anak yang dijadikan alat para teroris untuk meluncurkan aksinya.

Dia menilai, peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di Surabaya, Sidoarjo, dan di Riau menunjukkan betapa kejinya ideologi terorisme yang mengajak anak-anak untuk jadi alat.

"Yang ingin saya garis bawahi adalah betapa kejam dan kejinya ideologi terorisme yang sudah membawa anak-anak dalam kancah aksi-aksi mereka. Artinya, ideologi telah masuk ke dalam sendi-sendi keluarga Indonesia," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta.

Oleh karena itu, Jokowi meminta kepada para keluarga di Indonesia untuk membangun semangat dan nilai baik kepada anak-anaknya. Jangan sampai kata Jokowi, keluarga Indonesia hancur karena Ideologi terorisme.

"Ini harus hati-hati. Keluarga seharusnya membangun optimisme kepada anak. Memberikan nilai-nilai baik budi pekerti. Tapi justru kebaliknya hilang semuanya karena mengikuti ideologi terorisme. Dan jangan sampai keluarga Indonesia yang hancur karena ideologi ini," papar Jokowi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya