Sederet Fakta Ini Patahkan Mitos Seputar Ganti Oli

Ada sejumlah mitos terkait ganti oli kendaraan yang telah lama beredar di masyarakat. Apa saja?

oleh Yurike Budiman diperbarui 19 Mei 2018, 20:07 WIB
Ilustrasi Foto Ganti Oli Mobil (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Kendaraan Anda membutuhkan oli agar mesin dapat bekerja dengan lancar. Oli dapat melindungi mesin dari korosi karat. 

Berkaitan oli mesin, banyak mitos yang sudah terlanjur beredar di masyarakat seperti haruskah Anda benar-benar mengganti oli mobil setiap 4.800 km? Apakah oli dengan warna gelap merupakan tanda oli harus diganti? 

Dilansir doityourself, mitos pertama yang kerap beredar ialah Anda harus mengganti oli setiap 4.800 km. Faktanya, oli yang menggunakan teknologi baru bisa membuat mobil mampu menempuh jarak hingga 12.000 km sebelum mengganti dengan oli baru.

Setiap mobil memiliki sistem penggantian oli yang bervariasi sesuai dengan jenis kendaraan tersebut. Meskipun hampir setiap produsen kendaraan di dunia menyarankan agar mengganti oli setiap 4.800 km, produsen yang lain mungkin merekomendasikan pergantian oli setiap per 12.000 km. 

Tapi faktanya, dengan zat aditif modern dan beberapa kandungan lainnya, mengganti oli yang baru juga diperbolehkan ketika kendaraan mencapai 12.000 kilometer.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Mitos: Anda harus mengganti oli Anda di dealer atau garansi hangus

Faktanya, garansi Anda tidak akan hangus bila Anda mengganti oli di tempat lain. Asalkan Anda memiliki catatan perawatan untuk kendaraan Anda, garansi Anda tetap berlaku.

Dealer tidak akan membatalkan garansi Anda jika Anda menggantinya di tempat lain atau dengan orang lain selain di bengkel resmi. Ini sudah tercatat di aturan FTC's Magnuson-Moss Act of 1975.

Selain itu ada juga mitos bahwa Anda tidak dapat kembali menggunakan minyak konvensional setelah Anda menggunakan sintetis. Faktanya, Anda bisa mengganti minyak antara sintetis atau yang biasa, kapan saja.

Oli motor sintetis hanyalah campuran minyak konvensional dan minyak sintetis. Namun untuk kinerja yang lebih baik, sebaiknya Anda menggunakan oli yang sama dengan sebelumnya agar mendapat perlindungan terbaik dari oli yang sudah Anda miliki di mesin Anda.


Mitos: Anda tidak perlu menggantinya jika oli tersebut tidak rusak

Saat oli diganti, maka oli tersebut haruslah kotor. Kekotoran inilah yang menandakan oli bekerja dengan baik.

Faktanya, semua minyak pasti akan rusak dan perlu diganti. Alasannya, karena suhu yang tinggi, minyak secara inheren melakukan kerusakan termal. Ini menyebabkan minyak menjadi kurang efektif sebagai pelumas, dan tanpa pelumasan yang tepat, bagian-bagian mesin akan bergesekan dan aus.

Kedua, aditif dalam minyak memiliki kekuatan untuk menetralisir asam dan seiring waktu aditif ini digunakan, dia akan bekerja tidak efektif. Dan akhirnya, minyak hanya dapat menyerap begitu banyak air, debu, dan akhirnya jenuh. Ini yang akan menyebabkan karat. 


Mitos: Jika oli mesin berubah warna menjadi gelap, tanda untuk ganti oli

Faktanya, perubahan warna oli bukanlah tanda bahwa itu harus diganti. Hanya karena oli mesin kamu tidak lagi segar, bukan berarti kamu perlu mengganti oli. Kebanyakan oli motor modern dirancang untuk membersihkan mesin sehingga warnanya menjadi gelap. Artinya oli mesin menjadi gelap karena mereka melakukan tugasnya.

Oli motor baru biasanya berwarna kuning. Jika minyak Anda gelap, itu berarti minyak sedang melakukan pekerjaannya untuk melumasi dan melindungi permukaan logam bagian dalam mesin. Bagaimana pun, minya akan menjadi cukup jenuh dan tidak lagi berfungsi dengan baik. Jangan berpikir hanya dengan warnanya bahwa sudah waktunya untuk mengganti oli.

Terakhir, mitos dimana oli mesin sintetis menyebabkan kebocoran pada mobil tua. Faktanya, menggunakan minyak sintetis akan meningkatkan perlindungan mesin yang lebih tua, sama seperti pada mobil baru. Ketika oli sintetis pertama kali diperkenalkan pada 1970-an, mereka diketahui menyebabkan segel di mesin mobil menyusut sehingga memicu kebocoran oli mobil. Namun seiring dengan kemajuan dalam teknologi minyak sintetis yang telah dibuat dalam 30 tahun terakhir ini, minyak sintetis tidak lagi menyebabkan segel menyusut sehingga tidak memicu kebocoran.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya