Mentan Tindak Tegas Distributor Bahan Pangan yang Naikkan Harga Seenaknya

Saat ini pemerintah bekerja fokus membangun sistem klaster yang berdasar klimatologi dan wilayah.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 19 Mei 2018, 15:45 WIB
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman memberi keterangan usai menyambut kedatangan 500 ekor sapi asal NTT yang baru saja tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (9/2). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian menjamin pasokan dan harga pangan pokok stabil selama bulan Ramadan hingga Lebaran Idul Fitri. Jika ada distributor bahan pangan nakal dengan menaikkan harga secara sepihak maka akan ada sanksi tegas. 

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman telah melakukan pengecekan harga komoditas yang dibutuhkan masyarakat saat Ramadan. Menurutnya, tidak ada alasan pedagang menaikkan harga karena pasokan tersebut. 

Oleh karena itu, jika terdapat pedagang yang menaikkan harga secara sepihak dan semena-mena, Amran meminta masyarakat untuk melaporkan kepada dirinya.

“Bila ada yang nakal, laporkan pada kami, tetapi harus faktual, lengkap, nama perusahaannya atau nama pedagang bila itu di tingkat pedagang,” kata Amran, di Jakarta, Sabtur (19/5/2018).‎

Harga berbagai komoditas pangan tidak boleh naik dan harus sama di setiap daerah karena telah ada Toko Tani Indonesia di 3 ribu titik. Toko Tani ini bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).‎

Menurutnya, jika ada info kenaikan harga atau kekurangan pasokan di satu wilayah, dapat diketahui hanya hitungan jam dan akan langsung diselesaikan.

“Barang kebutuhan segera didistribusikan, jadi sekarang, semua diupayakan dengan cepat dan tepat,” tutur Amran.

 


Sistem Klaster

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman usai berdiskusi dengan Pimpinan KPK, Jakarta, Jumat (24/2). Pertemuan tersebut membahas tatakelola pangan sebagai sektor strategis yang menjadi salah satu prioritas KPK. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Amran menambahkan, saat ini pemerintah bekerja fokus membangun sistem klaster yang berdasar klimatologi dan wilayah sehingga tidak lagi sporadis dan parsial seperti waktu yang lalu. “Semua harus fokus, bukan hanya komoditas, sumber daya manusianya juga kita ajak fokus,” sebut.

Kementan sebagai regulator dan fassilitator untuk kebutuhan petani, telah memetakan semua potensi dan mengarahkan untuk mendapatkan keunggulan komparatif dari satu komoditas, agar petani mendapat nilai tambah dari hasil usaha.

“Seperti bawang merah, yang sudah kita ekspor, jagung, juga beras, jadi semua harus fokus, seperti bawang putih, bekerja sama dengan BUMN, kita kembangkan di Sembalun, Nusa Tenggara Barat, dan di Banyuwangi," Jelas dia. 

"Baru-baru ini sudah panen, saat sekarang ini, kita mulai memasuki era digital, jaringan dibangun hingga Gapoktan dan Poktan yang dikoordinir penyuluh dan dinas-dinas di propinsi hingga kabupaten dan kota,” tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya