Liputan6.com, Beirut - Fatima Othman menggantungkan hidup dari belas kasihan orang lain. Pengemis itu mengumpulkan receh demi receh di jalanan Beirut, Lebanon.
Selasa malam lalu, perempuan 52 tahun itu ditemukan meninggal dunia di sebuah mobil yang sengaja ditinggal pemiliknya di Distrik Barbir.
Advertisement
Polisi yang memeriksa jenazahnya mengira, itu adalah kematian tragis namun wajar di kalangan kaum miskin dan tunawisma di sana. Namun, mereka terkejut bukan kepalang saat membuka dua tas yang ditemukan di dekat jasad pengemis tersebut.
Seperti dikutip dari Daily Mail, Sabtu (19/8/2018), di dalamnya ternyata ada uang senilai 5 juta Lebanon Pound (LBP) atau setara Rp 46,6 juta.
Tak sampai di situ, perempuan dengan disabilitas itu ternyata punya tabungan dengan nilai fantastis, yakni 1,7 miliar LBP atau setara Rp 15,6 miliar.
Simpanan uang dalam jumlah besar tersebut terkuak setelah polisi menemukan buku tabungannya di sebuah bank lokal.
Juru bicara Internal Security Forces Lebanon, Brigadir Jenderal Joseph Musallem mengatakan, Fatima Othman meninggal dunia akibat serangan jantung. Tak ada hal mencurigakan ditemukan terkait kematiannya itu.
"Namun, menemukan keberadaan uang itu, juga buku tabungannya, adalah kejutan besar," kata dia, seperti dikutip dari Arab News.
Fatima Othman tak bisa menggunakan kedua tangan dan kakinya.
Ia terkenal saat fotonya yang sedang diberi minum dari botol air oleh seorang tertara Lebanon viral.
Tentara itu mendapatkan pujian dari komandannya karena dianggap telah menunjukkan "belas kasih dan kemanusiaan", membantu seorang perempuan yang tak punya tangan dan kaki.
Pasca-temuan uang tersebut, polisi melacak keluarga Fatimah Othman hingga ke kota Ain Al-Zahab di Akkar, Lebanon Utara. Mereka kemudian menguburkan jasad almarhumah.
Saat diberi tahu soal keberadaan uang dan tabungan dalam jumlah besar itu, mereka juga kaget dibuatnya. Tak ada yang mengira, pengemis itu meninggal dunia sebagai jutawan.
Saksikan videonya di bawah ini:
Merahasiakan Simpanan
Dalam artikel berjudul "Beirut beggar who died with $1 million in the bank" di situs Arab News, penulisnya Najia Houssari mengaku beerapa kali melihat Fatima Othman.
Houssari tinggal di Distrik Ras Al-Nab’a, ia selalu melewati Barbir dalam perjalanan ke sekolah dan kuliah.
Othman, menurut dia, biasanya duduk beralaskan korban di trotoar. Saat perang saudara meletus, ia terkenal pecahan peluru, namun kembali lagi dengan kondisi diperban.
"Dia tak pernah bicara atau meminta, hanya melihat dengan mata penuh kesedihan pada orang yang lewat," kata Houssari.
Belum lama ini Houssari sempat melihat Fatima Othman duduk di pinggir jalan dekat pasar. Rambutnya putih dan wajahnya penuh keriput. Tak ada senyum di bibirnya.
"Saya menaruh koin di pangkuannya seperti biasanya, dan dia memegangnya dengan giginya dan memasukkannya ke dalam kantong tas yang terbuka," kata dia.
Setelah kematiannya, aparat menemukan kampung halamannya. Saat diberi tahu soal berita duka itu, sejumlah keluarganya datang untuk mengambil jenazahnya dan memakamkannya.
Ia dimakamkan pada Rabu 16 Mei 2018. Othman diketahui memiliki keluarga yang jumlahnya delapan orang -- ibu, dua saudara laki-laki, dan lima saudara perempuan.
Keluarganya tak tahu apapun soal uang tersebut. "Itu membuktikan bahwa tak ada yang mengeksploitasinya dengan memaksanya mengemis," kata Houssari.
"Dengan tidak memberi tahu siapa pun tentang uangnya karena takut dibunuh, dia (Fatima Othman) meninggal tanpa menikmati manfaat belas kasih dari orang-orang."
Advertisement