Liputan6.com, Jakarta Apa kamu salah satu penikmat kopi? Mengawali pagi dengan minum kopi. Setelah makan siang, tidak lengkap rasanya tanpa kopi. Menikmati sore hari pun dengan secangkir kopi. Sebagai tambahan, seringkali lembur dibantu dengan mengonsumsi kopi.
Kopi seolah-olah telah menjadi kebutuhan pokok bagi beberapa pihak. Aneh rasanya jika tidak minum kopi dalam sehari saja. Meskipun begitu, alasan di balik seseorang meminum kopi beragam. Ada yang merasa sebagai keharusan untuk memulai hari, pelepas penat, penghilang rasa sakit pada tubuh atau membuat diri tetap terjaga saat beraktivitas.
Advertisement
Mengapa Kita tidak Mengantuk setelah Minum Kopi?
Otak manusia memproduksi adenosine sejak kita bangun sampai tidur kembali. Adenosine berperan sebagai pengatur kantuk pada tubuh. Ketika minum kopi, maka kandungan kafein pada kopi akan memanipulasi peran adenosine. Kafein akan menggantikan peran adenosine dan membuat tubuh merasa tetap terjaga dan waspada. Seakan rasa kantuk yang telah dirasakan sebelumnya menjadi hilang.
Pengaruh Baik Meminum Kopi
Selain mampu menghilangkan rasa kantuk, kafein yang terkandung dalam kopi juga memiliki manfaat bagi tubuh manusia. Berbagai macam penelitian telah dilakukan untuk membuktikan adanya manfaat ini. Beberapa pengaruh baik yang dapat diperoleh dengan meminum kopi, ialah:
Mengurangi Risiko Depresi dan Bunuh Diri
Sebuah penelitian menyatakan, wanita yang minum kopi setidaknya 4 cangkir sehari mengalami penurunan risiko depresi sebesar 20% dibandingkan yang minum lebih sedikit atau tidak minum sama sekali. Subjek penelitian ini terdiri dari 50.730 wanita di Amerika Serikat, yang memiliki riwayat depresi dengan jangka waktu yang berbeda.
Sementara itu, penelitian lain menyampaikan, lelaki yang minum 2-3 cangkir kopi sehari mengalami penurunan risiko bunuh diri sebesar 20 persen.
Meningkatkan Mood
Dengan menahan peran adenosine, kafein menyebabkan dopamine berlari dengan bebas dalam tubuh. Hal ini lalu berdampak pada meningkatnya mood dalam diri seseorang serta mengurangi rasa bosan yang sedang dirasakan.
Mempertajam Memori
Beberapa studi yang telah dilakukan mengemukakan, kafein mampu mengasah kemampuan memori manusia. Terutama, kemampuan mengingat beberapa daftar kata dan informasi yang langsung diterima. Kafein yang terkandung dalam kopi membantu memori untuk melekat dengan baik di otak manusia. Dengan demikian, kita akan lebih mudah untuk mengingat kembali informasi yang sudah tersimpan.
Meningkatkan Atensi
Kafein mampu meningkatkan kemampuan seseorang untuk fokus atau menaruh atensi penuh terhadap pekerjaan yang sedang dilakukan. Pengaruh ini semakin dirasakan terutama pada seseorang yang merasa kelelahan. Hal ini menjelaskan mengapa kopi seringkali dipilih orang-orang untuk kembali mendorong semangat saat diri mulai merasa lelah.
Saksikan juga video menarik berikut:
Kafein Menempel pada Tubuh Kita
Saat seseorang mengonsumi kafein, diperlukan 5-6 jam untuk mencerna setengah dari kandungan kafein tersebut. Sisa setengah kandungan lainnya akan menempel pada tubuh dan berpengaruh nantinya. Kondisi seperti ini menjelaskan, efek kafein yang masih dirasakan meskipun telah minum kopi beberapa jam sebelumnya. Misalnya, kamu minum kopi di pukul 2.00 siang. Saat malam hari, pukul 7.00 atau 8.00 kamu masih merasa tetap waspada kerena pengaruh dari kafein dalam kopi yang kamu konsumsi sebelumnya.
Hati-Hati Bisa Jadi Bumerang!
Kopi memang minuman yang banyak disukai dan dicari. Terlepas dari rasa pahit yang ada, kopi juga memiliki sensasi rasa lainnya yang bisa dinikmati oleh kita. Tanpa disadari, kita telah menciptakan kebiasaan harus meminum kopi setiap harinya. Akan tetapi, pernahkah kamu mencoba hidup tanpa minum kopi dalam sehari? Kalau pernah, apa dampak yang kamu rasakan? Merasa ada yang hilang, pusing, atau cemas?
Kafein seolah-olah sama seperti obat lainnya, yang memberi pengaruh penguatan pada diri seseorang. Pengaruh penguatan ini menyebabkan orang terus menginginkannya dan mengulangi kebiasaan minum kopi lagi dan lagi. Meskipun begitu, memang kafein tidak hanya diperleh dari kopi saja.
Kopi yang mudah ditemukan dan dikonsumsi kapan saja membuat orang tidak sadar mungkin saja dirinya sudah terlalu bergantung pada kopi. Ketika kamu memilih untuk tidak minum kopi dalam satu hari atau momen tertentu saja, kamu merasakan ada yang salah dari tubuhmu. Dengan begitu, kamu memilih untuk kembali minum kopi agar tubuh kembali merasa baik kembali.
Apabila terus dibiarkan terjadi, kamu telah membangun toleransi terhadap kafein yang terkandung dalam kopi. Padahal, konsumsi kafein yang berlebihan pada kopi dalam sehari bisa berakibat pada ritme tidurmu. Kamu sulit untuk tidur atau merasakan tidur yang lelap. Selain itu, kamu juga bisa merasakan gugup (jantung berdebar kencang)
Advertisement
Tahukah Kamu?
Minuman single espresso atau berbasis espresso mengandung kafein rata-rata sebesar 63 mg. Sementara itu, kurang lebih 200 ml brewed coffee yang diseduh mengandung kafein rata-rata sebesar 95 mg. Decaf coffee sekalipun tetap mengandung kafein, meski hanya sebesar rata-rata 3 mg.
Toleransi terhadap Kafein Bagi Setiap Orang Berbeda
Pengaruh kafein terhadap tubuh manusia tergantung pada jenis biji kopi, cara roasting, serta cara penyajian kopi. Studi menyarankan, konsumsi kafein yang sehat bagi seorang manusia dewasa sebesar 400 mg. Kandungan 400 mg ini biasanya didapat dalam 3-4 cangkir kopi sehari. Meskipun begitu, ada yang mengonsumi lebih dari itu dan tetap merasa baik-baik saja dengan tubuhnya.
Tubuh manusia memiliki toleransi yang berbeda terhadap kopi yang dikonsumsi. Ada yang sama sekali tidak bisa minum kopi, ada yang baru minum satu gelas saja sudah merasakan pengaruh kafein yang kuat, dan ada juga yang meminum 3-4 gelas kopi bahkan lebih dalam sehari baru merasakan pengaruhnya.
Sebagai tambahan, kafein tidak hanya diperoleh dari kopi. Kafein juga bisa diperoleh dari teh, minuman berenergi, soft drink, coklat, maupun obat-obatan. Oleh karena itu, bukan berarti kamu semua diharuskan mengonsumsi kopi untuk merasakan manfaat baik darinya. Hal ini dikarenakan tidak semua orang bisa mentolerasi kandungan yang ada pada kopi dan langsung merasakan pengaruhnya begitu saja.
“People might benefit from becoming aware that caffeine use has the potential to become a problem and impact their physical or mental health.” –Alan Budney
Tulisan Zahrah Nabila dari Pijar Psikologi untuk Liputan6.com