Aksi Teatrikal Seniman Bandung Peringati 20 Tahun Reformasi

Aksi teatrikal dilakukan untuk mengingatkan kembali tentang rezim pemerintahan masa lalu yang membungkam para pengkritik di negeri ini.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 21 Mei 2018, 14:00 WIB
Aksi teatrikal seniman Bandung atas 20 tahun reformasi di depan halaman Gedung Sate, Senin (21/5/2018)

Liputan6.com, Bandung Sejumlah seniman yang tergabung dalam Komunitas Berkesenian Gerbong Bawah Tanah, Bandung, Jawa Barat, menggelar aksi teatrikal di depan halaman Gedung Sate, Senin, 21 Mei 2018. Aksi seniman itu dalam rangka memperingati 20 tahun reformasi.

Koordinator aksi Rahmat Jabaril menjelaskan, aksi teatrikal dilakukan untuk mengingatkan kembali tentang rezim pemerintahan masa lalu yang membungkam para pengkritik di negeri ini.

"Kita ingin mengingatkan kembali pada masyarakat setelah 20 tahun masa reformasi, masih ada banyak persoalan HAM, investasi asing, perampasan tanah rakyat, kasus penghilangan aktivis yang masih belum terselesaikan oleh pemerintah," kata Rahmat.

Adapun aksi ini dilakukan Rahmat dan kedua rekannya dengan cara mengeksplorasi cat dan media kanvas yang terpapar di depan gerbang gedung Pemerintahan Provinsi Jawa Barat itu.

Dalam aksi memperingati keberhasilan mahasiswa Indonesia melengserkan Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998 itu, Rahmat mengawali aksinya sekitar pukul 11.00 WIB. Mereka mulai mengecat di atas kanvas dengan pesan menolak amnesia kejahatan di masa orde baru.

Tak sampai di situ, mereka juga melakukan sedikit aksi gerak tubuh dengan mengelilingi gambar yang sudah dibuat.

Menurut Rahmat, era Soeharto memang sudah tumbang, bahkan sosoknya sudah tiada. Namun, kekuasaan mantan presiden yang menjabat 32 tahun itu masih menyandera ingatan hingga hari ini.

Ia pun kembali mengingatkan, pada masa Orde Baru, kala para kerabat dekat merasa hidup nyaman, tapi bagi yang lain itu justru tekanan.

"Kalau anak muda sekarang tidak banyak tahu bagaimana media yang kritis pada waktu itu dibredel. Bahkan, kita ngobrol soal pemerintahan saja susah,” ujarnya.

Dengan aksi ini, ia pun bersama komunitasnya ingin mengajak masyarakat membangun kesadaran bersama bahwa sejarah tidak boleh dilupakan.

“Makanya, hari ini kita mengingatkan kembali bahwa kita harus belajar pada sejarah, manis dan pahit perlu dipelajari hari ini. Minimal bertanya pada pelaku sejarah," ungkapnya.

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya