Liputan6.com, Jakarta - Menurut logika sederhana, selagi beribadah, bulan puasa sewajarnya membantu menghemat pengeluaran karena jatah makan berkurang. Betulkah?
Baca Juga
Advertisement
Jika di hari biasa kamu makan tiga kali sehari, di bulan puasa hanya perlu dua kali sehari, yakni sahur dan buka puasa. Hemat, kan?
Seharusnya sih, bisa hemat. Tapi, tak sedikit orang yang justru boros ketika bulan puasa. Ada lima alasan yang membuat kamu mengeluarkan lebih banyak uang.
Yang pertama, membeli menu berbuka secara berlebihan. Karena seharian lapar, kamu acapkali lapar mata. Banyak makanan berbuka yang kelihatan enak dibeli. Tapi, yang dimakan cuma sedikit.
Kedua, mengikuti banyak agenda buka puasa bersama. Di bulan Ramadan, banyak agenda buka puasa bersama "gentayangan." Kalau tak bisa pilah-pilih agenda bukber, alamat kantong kamu akan "kebakaran."
Ketiga, banyak promo dan diskon. Pada bulan puasa, toko offline dan online menawarkan beragam promo diskon. Saking senangnya, kamu bisa kalap belanja berlebih, bahkan membeli barang yang tidak diperlukan.
Keempat, "Gampang, kan, nanti dapat THR (Tunjangan Hari Raya)." Buat yang sering mengucapkan kalimat ini, hati-hati. Uang THR yang disisihkan untuk menabung, malah habis tak tersisa karena harus menutup pengeluaran bulanan.
Kelima, harga barang naik. Kebutuhan masyarakat semakin meningkat, sementara pasokannya segitu-gitu saja, akan membuat harga barang naik. Nah, yang satu ini memang sudah hukum permintaan-penawaran dalam ilmu ekonomi dan hanya bisa diterima saja.
Reporter:
Arie Dwi Budiawati
Sumber: Dream.co.id
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
