Liputan6.com, Kuala Lumpur - Malaysia telah membentuk satuan tugas khusus yang akan menyelidiki kemungkinan perilaku kriminal para individu yang terlibat dalam pengelolaan dana 1Malaysia Development Berhad (1MDB).
Gugus tugas, yang akan mencakup badan anti-korupsi, polisi dan bank sentral, juga akan bertanggung jawab untuk mengidentifikasi dan menyita aset yang diperoleh dengan menggunakan dana yang diduga disedot dari kas negara.
1MDB adalah lembaga investasi yang didirikan mantan Perdana Menteri Najib Razak pada tahun 2009 untuk memberikan manfaat pada rakyatnya. Gagasannya, 1MDB akan berinvestasi dalam sejumlah proyek di seluruh dunia, kemudian keuntungannya akan dikembalikan pada rakyat Malaysia.
Namun, dalam praktiknya, organisasi ini dituduh telah menyedot dana negara ke rekening pribadi Najib dan orang-orang dekatnya.
Pada 2015, Najib dituding mentransfer sekitar US$ 700 juta dari 1MDB ke rekening bank pribadinya.
Baca Juga
Advertisement
"Satuan tugas ini juga akan bertanggung jawab untuk bekerja sama dengan berbagai lembaga penegak hukum dari Amerika Serikat, Swiss, Singapura, Kanada dan negara-negara terkait lainnya," demikian pernyataan yang disampaikan kantor Perdana Menteri Mahathir Mohamad seperti dikutip dari Channel News Asia pada Senin, (21/5/2018).
Pekan lalu, polisi Malaysia menggeledah beberapa tempat tinggal terkait dengan Najib dalam penyelidikan mereka terhadap dugaan penipuan dan korupsi di 1MDB.
Polisi menyita perhiasan, uang tunai, serta barang-barang berharga lainnya dari sejumlah tempat yang mereka geledah.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Najib Razak: Beginilah Saya Diperlakukan...
Pada hari Minggu, 20 Mei kemarin, Najib Razak (64) muncul di muka publik untuk pertama kalinya usai mengundurkan diri sebagai Ketua Koalisi Barisan Nasional (BN). Mantan Perdana Menteri Malaysia itu kembali ke wilayah konstituennya di Pekan, Pahang, di mana ia menghabiskan waktu lebih dari setengah jam untuk menjelaskan bahwa kekalahan koalisi yang dipimpinnya bukan kesalahannya.
Najib Razak yang bicara dalam pertemuan tahunan divisi Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), menyuarakan nada menantang dan mencela kampanye aliansi Pakatan Harapan, kubu lawannya dalam pemilu Malaysia ke-14 yang berlangsung pada 9 Mei lalu.
"Itu bukan kontestasi gagasan. Itu kontestasi berita palsu," kata Najib Razak, yang telah menduduki kursi parlemen Pekan selama 42 tahun di hadapan ratusan pendukungnya yang berkumpul di auditorium markas UMNO Pekan, seperti dikutip dari Channel News Asia.
"Ada kampanye serangan pribadi, fitnah, kebencian, dan janji-janji manis--sebagian besar jelas tidak boleh disampaikan. Sayangnya, itu semua menyebabkan kami kalah dalam pemungutan suara," tutur PM ke-6 Malaysia itu.
Tumbangnya digdaya koalisi Barisan Nasional mengejutkan seantero negeri karena peristiwa itu baru pertama kali terjadi dalam sejarah Malaysia, sejak negara itu merdeka dari Inggris pada 1957. Fakta tersebut menjadikan pula Najib Razak sebagai petahana pertama yang kalah dalam pemilu.
Selama pidatonya, Najib juga menyinggung soal penggeledahan di sejumlah properti yang menyangkut dirinya dan keluarganya. Ratusan tas mewah, uang tunai, perhiasan, dan sejumlah barang-barang mahal disita dalam penggerebekan tersebut.
"Setelah saya menyerahkan kekuasaan, beginilah saya diperlakukan. Bahkan tempat anak saya digeledah. Sepatu bayi juga ikut disita. Hadiah pernikahan mereka juga dibawa. Apa hubungan antara 1MDB dan sepatu anak-anak? Apa hubungan antara hadiah pernikahan dan 1MDB?" tanya Najib Razak.
Advertisement