Malaysia Berutang 1 Triliun Ringgit, PM Mahathir Mohamad Salahkan Najib Razak

PM Mahathir Mohamad mengatakan, akibat penyalahgunaan dana, kini Malaysia harus menanggung beban utang lebih dari 1 triliun ringgit.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Mei 2018, 19:40 WIB
Perdana Menteri Malaysia baru, Mahathir Mohamad memberi keterangan saat konferensi pers di Petaling Jaya, Malaysia (10/8). Di usia 92 tahun, pemimpin koalisi oposisi Pakatan Harapan itu menjadi pemimpin terpilih tertua di dunia. (AP Photo / Sadiq Asyraf)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Perdana Menteri Mahathir Mohamad mengatakan, akibat penyalahgunaan dana, kini Malaysia harus menanggung beban utang lebih dari 1 triliun ringgit (setara US$ 252,7 miliar). Hal itu diutarakan Mahathir pada Senin 21 Mei 2018.

Mahathir juga menilai, yang patut dipersalahkan atas beban utang itu adalah pemerintahan mantan Perdana Menteri Najib Razak, yang saat ini sedang menghadapi penyelidikan untuk kasus korupsi. Demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia (21/5/2018).

"Kami menemukan bahwa keuangan negara, misalnya, sudah disalahgunakan sedemikian rupa hingga sekarang kita kesulitan membayar utang yang sudah melonjak hingga satu triliun ringgit," ujar pria 92 tahun itu yang berbicara untuk pertama kali di hadapan para staf kantor perdana menteri.

"Kita belum pernah harus menghadapi hal seperti ini sebelumnya. Sebelumnya, kita tidak pernah menghadapi utang yang lebih dari 300 miliar ringgit. Tapi sekarang utang sudah naik menjadi 1 triliun ringgit," tambah Mahathir Mohamad.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:


Strategi Mahathir

Perdana Menteri Malaysia baru, Mahathir Mohamad (kiri) saat melakukan sumpah jabatan di Istana Nasional di Kuala Lumpur (10/5). Mahathir pertama kali menjadi perdana menteri pada 16 Juli 1981. (AFP Photo/ Istana Nasional Malaysia)

Dalam minggu pertama menjabat, Mahathir sudah mengumumkan akah menghapuskan pajak barang dan jasa (GST) mulai 1 Juni. Pemerintahan Mahathir merancang untuk menerapkan kembali pajak penjualan dan jasa (SST) sebagai gantinya.

Mahathir juga berjanji akan menerapkan kembali subsidi bahan bakar minyak.

Namun kebijakan fiskal Mahathir diperkirakan akan memperbesar deficit fiskal Malaysia dan berdampak negatif untuk kredit tanpa ada langkah- langkah untuk mengurangi kerugian, kata lembaga pemeringkat utang, Moody’s.

Mahathir, 92 tahun, memimpin koalisi oposisi memenangkan pemilihan umum pada 9 Mei. Dia berkampanye dengan mengusung kenaikan biaya hidup masyarakat dan skandal korupsi miliaran dolar pada perusahaan pengelola dana negara, 1Malaysian Development Berhad (1MDB).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya