Liputan6.com, Boyolali - Ratusan warga Dusun Stabelan, Desa Tlogolele, Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, mengungsi ke tempat penampungan sementara (TPS) balai desa setempat pada Senin malam (21/5/2018). Warga merasa truma atas letusan freatik Gunung Merapi.
Kepala Desa Tlogolele Widodo ketika dimintai konfirmasi kepada Antara di Boyolali membenarkan warga di Dusun Stabelan (berjarak sekitar 3,5 kilometer dari puncak Merapi) mengungsi ke TPS Balai Desa Tlogolele sekitar pukul 20.00 WIB.
Advertisement
Widodo menyebutkan, 362 jiwa yang terdiri atas 35 balita, 12 lansia, 39 anak-anak, 41 remaja, dan 235 dewasa mengungsi.
"Mereka sudah terkondisikan dan aman. Hal ini sebagai langkah mengantisipasi kemungkinan karena trauma," kata Widodo.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali Bambang Sinung mengatakan bahwa adanya letusan freatik beberapa kali di puncak Gunung Merapi membuat warga trauma dengan kejadian pada tahun 2010.
Kendati demikian BPBD Boyolali sudah menurunkan anggotanya ke lokasi Desa Tlogolele Senin malam ini, dan kondisinya aman tidak ada bergerakan untuk pengungsian.
Ia mengatakan, pihaknya mengirimkan logistik dan masker untuk warga yang membutuhkan jika terjadi hujan abu di lokasi.
"Sebanyak 10 anggota bersama Dinas Sosial, PMI, Polsek Selo dan sukarelawan totalnya sebanyak 35 orang ke lokasi," kata Bambang Sinung.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Ambil Sampel
Petugas Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mengambil sampel material letusan freatik Gunung Merapi di beberapa titik di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Staf BPPTKG Yogyakarta Raditya Putra mengatakan, sampel material yang diambil berasal dari Jumoyo Kecamatan Salam, Pos Ngepos Desa Ngablak, dan Kaliurang, Kecamatan Srumbung.
"Kami datang ke sini untuk mengumpulkan material petra atau jatuhan dari lerusan Gunung Merapiyang terjadi pada dini hari pukul 01.25 WIB dan pukul 09.38 WIB," kata Raditya di Magelang, Senin (21/5/2018).
Menurut dia, sampel itu akan diteliti di laboratorium BPPTKG Yogyakarta untuk mengetahui komposisi material letusan Gunung Merapi yang terjadi hari ini.
"Nanti bisa diketahui apakah ada perbedaan material saat letusan freatik pada 11 Mei 2018 dengan letusan hari ini," ucap Raditya.
Advertisement