Liputan6.com, New York - Harga emas melemah dipicu pernyataan Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Steven Mnuchin jika perang dagang antara China dan Amerika Serikat kemungkinan akan tertunda. Hal ini mendorong kenaikan permintaan aset, seperti saham.
Melansir laman Reuters, Selasa (22/5/2018), harga emas di pasar spot jatuh ke level terendah sejak akhir Desember di posisi US$ 1.281,76 per ounce, dan turun 0,03 persen menjadi US$ 1.291,1 perounce di akhir perdagangan.
Harga emas berjangka AS untuk pengiriman Juni turun 40 sen, atau 0,03 persen, menjadi US$ 1.290,90 per ounce.
Baca Juga
Advertisement
"Penguatan Dolar dan imbal hasil treasury AS 10 tahun telah menembus di atas 3,05 persen untuk pertama kalinya sejak 2011, " kata analis Mitsubishi Jonathan Butler.
Penguatan Dolar membuat harga aset dalam mata uang ini menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sementara kenaikan imbal hasil telah menambah tekanan pada emas.
"Dengan berita perdagangan China, investor internasional memutuskan untuk menjual emasnya," kata Michael Matousek, Kepala Pedagang Global Investor AS.
Diketahui bila dua negara dengan ekonomi terbesar dunia yakni AS dan China memutuskan untuk mundur dari kemungkinan terjadinya perang dagang global. Kedua negara sepakat untuk mengadakan pembicaraan lebih lanjut ditujukan untuk meningkatkan ekspor AS ke China.
Adapun harga emas minggu lalu turun di bawah tingkat psikologinya US$ 1.300 per ounce.
Harga logam kuning juga sedang dibebani harapan jika Federal Reserve akan menaikkan suku bunganya kembali pada bulan depan. Suku bunga yang lebih tinggi membuat aset yang tidak menghasilkan imbal hasil seperti emas kurang menarik bagi investor.
Kepala Analis Pasar Think Markets, Naeem Aslam, mengatakan investor saat ini terus mencermati rencana pertemuan Komite Pasar Terbuka The Fed pada pekan ini, terkait penetapan tarif.
Sementara itu, harga platinum naik 1,9 persen menjadi US$ 899,50 per ounce, setelah mencapai posisi terendah baru untuk tahun sebelumnya bdi US$ 873,50.
Adapun harga perak naik 0,4 persen menjadi US$ 16,49 per ounce. Sementara harga Paladium, melonjak 2,9 persen menjadi US$ 990,72 per ounce.
Harga Emas Akhir Pekan Lalu
Harga emas kembali menguat pada perdagangan Jumat karena pelemahan dolar AS akibat adanya ketegangan politik di Italia. Aksi jual di pasar obligasi Italia membuat investor mencari instrumen penyelamat yaitu emas.
Mengutip Reuters, Sabtu (19/5/2018), harga emas di pasar spot naik 0,2 persen ke level USD 1.292,12 per ounce setelah mencapai titik terendah sejak 27 Desember pada sesi sebelumnya.
Baca Juga
Namun jika dihitung secara mingguan, harga emas masih mengalami tekanan. Harga logam mulia ini membukukan penurunan terbesar sejak awal Desember 2017 atau turun hampir 2 persen jika dibandingkan dengan pekan lalu.
Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Juni ditutup naik USD 1,90 atau 0,2 persen ke level USD 1.291,30 per ounce.
"Emas mendapat tenaga dari adanya ketegangan geopolitik di Italia termasuk juga aksi jual obligasi Italia," jelas analis komoditas RJO Futures, Josh Graves.
"Krisis utang di Italia akan memiliki dampak yang jauh lebih besar daripada di Yunani. Emas akan untung sebagai hasilnya," kata analis Commerzbank dalam sebuah catatan.
Advertisement