Liputan6.com, Havana - Jumlah korban tewas dari pesawat celaka di Kuba bertambah menjadi 111 orang, setelah salah di antara yang selamat meninggal akibat luka parah pada Senin 21 Mei 2018 malam.
Seperti dikutip dari BBC, Selasa (22/5/2018), adalah Grettel Landrove korban ke-111 itu. Perempuan 23 tahun tersebut merupakan seorang penari flamenco dan mahasiswa jurusan arsitek.
Kabar kematian Landrove mengemuka pada hari yang sama ketika otoritas udara sipil Meksiko menghentikan operasi perusahaan pesawat celaka di Kuba , yang menyewakan kapal terbang kepada maskapai penerbangan di negara tersebut, Cubana de Aviación.
Pihak berwenang mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Aerolíneas Damojh berada di bawah status "extraordinary verification".
Pesawat celaka di Kuba itu sejatinya dibuat pada tahun 1979.
Berbicara kepada BBC di luar rumah sakit, ibu Landrove, Amparo Font, menggambarkan putrinya sebagai pejuang. Tak lama kemudian ia mengumumkan kematian sang anak.
Menurut laporan, Landrove adalah salah satu dari tiga korban pesawat celaka yang masih hidup pada Jumat 18 Mei. Dua lainnya -- Mailen Diaz, 19, dan Emiley Sanchez, 39 -- sampai saat ini masih dalam kondisi kritis.
Baca Juga
Advertisement
Dalam sebuah pernyataan berbahasa Spanyol, Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil (DGAC) mengatakan pihak berwenang akan mencari informasi untuk membantu penyelidikan penyebab kecelakaan. Termasuk mengecek apakah perusahaan penerbangan dari Meksiko itu telah mengikuti peraturan yang ada.
Aerolíneas Damojh sebelumnya pernah diselidiki terkait akibat kecelakaan di Puerto Vallarta pada tahun 2010. Selain itu pada tahun 2013 setelah komplain dari seorang pilot maskapai penerbangan.
Dalam pernyataan itu disebutkan, pihak berwenang terkait telah melakukan pemeriksaan tahunan pada Aerolíneas Damojh. Data terbaru pada November 2017.
Sejatinya semua pesawat harus memperbarui sertifikat kelaikan udara setiap dua tahun.
Kepala Badan Penerbangan Sipil Guyana, Kapten Egbert Field mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa pesawat yang jatuh itu dilarang menggunakan wilayah udara Guyana tahun lalu. Gara-garanya pihak berwenang menemukan awaknya memasukkan koper berlebih pada penerbangan di Kuba.
Menurut laporan dari kantor berita setempat, pemerintah Guyana menemukan koper yang disimpan di toilet pesawat.
Saksikan juga video berikut ini:
1 Black Box Ditemukan
Sebelumnya, para pejabat Kuba mengatakan, mereka telah menemukan salah satu dari duablack box atau kotak hitam milik pesawat yang jatuh di dekat Bandara Internasional Jose Marti di Havana, Kuba pada Jumat, 18 Mei 2018 pukul 12.08 waktu setempat.
Dikutip dari BBC, Minggu 20 Mei 2018), benda tersebut ditemukan dalam kondisi baik.
Menteri Transportasi Kuba, Adel Yzquierdo, mengatakan, dia berharap perangkat kotak hitam kedua akan segera ditemukan. Dia lalu merevisi jumlah korban tewas resmi mencapai 110 orang, termasuk 11 orang asing.
Tiga wanita yang selamat dari kecelakaan, tetapi berada dalam kondisi kritis dengan luka bakar serius.
Menurut surat kabar Partai Komunis Kuba, Granma, korban berusia antara 18 hingga 25 tahun, seorang lainnya berusia tiga puluhan dan yang ketiga berusia 39 tahun.
Insiden ini adalah bencana udara terburuk Kuba dalam beberapa dekade. Negara tersebut menerapkan dua hari berkabung nasional mulai Sabtu, 19 Mei.
Para pejabat mengatakan para penyelidik sedang menyisir puing-puing pesawat -- Boeing 737 yang hampir berusia 40 tahun, di lapangan di mana pesawat itu jatuh sekitar 20 km arah selatan ibu kota Kuba.
Kotak hitam itu menyimpan data dan informasi penerbangan utama, dan setelah dipulihkan akan mengungkap apa yang terjadi pada pesawat.
Advertisement