Jokowi: Perangi Terorisme dengan Cara-Cara Luar Biasa

Menurut Jokowi, penegakan hukum yang tegas dan tanpa kompromi sebelum aksi teror dilakukan sangat diperlukan.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Mei 2018, 17:07 WIB
Presiden Joko Widodo didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla saat memimpin rapat terbatas di kantor presiden, Jakarta, Selasa (22/5). Rapat tersebut membahas pencegahan dan penanggulangan teroris. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam Rapat Terbatas di Istana Kepresidenan, Selasa (22/5/2018), Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta kejahatan terorisme diperangi dengan cara-cara luar biasa. 

Menurut Jokowi, penegakan hukum yang tegas dan tanpa kompromi sebelum aksi teror dilakukan sangat diperlukan. Namun, memburu jaringan terorisme sampai ke akar-akarnya tidak hanya cukup sampai di situ.

"Sudah saatnya kita menyeimbangkan dengan pendekatan soft power. Dan saya minta pendekatan soft power yang diakukan bukan hanya dengan memperkuat progam deradikalisasi kepada mantan narapidana teroris, tapi juga membersihkan lembaga-lembaga. Mulai dari TK, SD, SMP, SMA, SMK, perguruan tinggi dan ruang-ruang publik, mimbar-mimbar umum dari ajaran-ajaran ideologi terorisme," ujar Jokowi, seperti dilansir Antara.

Jokowi menilai, langkah preventif sangatlah penting, terlebih jika melihat aksi bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya dan Sidoarjo, Minggu, 13 Mei 2018 lalu. Di mana keluarga, seperti istri dan anak-anak di bawah umur turut dilibatkan.

Peristiwa tersebut lanjut Jokowi, menjadi sebuah wake up call, bahwa keluarga menjadi target indoktrinasi aksi terorisme. 

"Sekali lagi saya ingatkan, ideologi terorisme telah masuk kepada keluarga kita, sekolah-sekolah kita. Untuk itu, saya minta pendekatan hard power dengan soft power ini dipadukan," pungkas Jokowi.

Jika kedua pendekatan saling seimbang dan menguatkan, pencegahan dan penanggulangan terorisme bisa lebih efektif lagi. 


Rapat Terbatas di Hadiri Para Menteri Kabinet Kerja

Suasana rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo didampingi Wapres Jusuf Kalla di kantor presiden, Jakarta, Selasa (22/5). Jokowi juga meminta pendekatan soft power terkait pencegahan dan penanggulangan terorisme. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Hadir dalam Rapat Terbatas tersebut Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, dan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu.

Selanjutnya, hadir pula Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Wakil Menteri Luar Neger AM Fachir, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Kemudian, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur, Jaksa Agung HM Prasetyo, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Suhardi Alius.

 

Saksikan video pilihan selengkapnya di bawah ini: 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya