Tertinggal dari Negara Lain, Kementerian Koperasi dan KAHMI Bakal Cetak 15 Ribu Wirausahawan

Perubahan pola pikir yang selama ini mencari pekerjaan menjadi pencipta lapangan kerja sudah mulai harus dimulai.

oleh Nurmayanti diperbarui 22 Mei 2018, 17:36 WIB
Ilustrasi wirausahawan baru. (Liputan6.com/Pool)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Koperasi dan UKM mencatat gerakan kewirausahaan di Indonesia secara statistik meningkat dari 0,45 persen menjadi 1,56 persen sepanjang tahun ini. Namun, angka tersebut masih relatif kecil dibanding negara lain.

Sebut saja di negara tetangga, Malaysia yang mencatat 4 persen, Thailand 4,51 persen dan Singapura menjadi yang tertinggi yaitu 7,2 persen. "Belum lagi dilihat dari segi kualitas, enterpreneur kita di pentas global masih kalah jauh," kata Presidium Majelis Nasional KAHMI Kamrusammad, Selasa (22/5/2018).

Dia berharap, setelah lulus dari kampus maka tidak lagi sibuk mencari kerja justru malah membuka lapangan pekerjaan.

"Maka kita inginkan dengan adanya 15.000 anggota yang menjadi wirausaha, bisa terbayang berapa lapangan kerja yang ada," jelas dia.

Dia mengaku menyambut baik komitmen yang diperlihatkan PB HMI untuk mencetak 15.000 wirausahawan baru. 

Ia menegaskan, sejauh ini terdapat sekitar 750 ribu anggota HMI yang aktif, maka tidak menutup kemungkinan adanya 15 ribu pencetak lapangan pekerjaan dari HMI.

Menurutnya, perubahan pola pikir yang selama ini mencari pekerjaan menjadi pencipta lapangan kerja sudah mulai harus dimulai.

Sehingga, setelah lulus dari kampus, maka tidak lagi sibuk mencari kerja justru malah membuka lapangan pekerjaan. "Maka kita inginkan dengan adanya 15.000 anggota yang menjadi wirausaha, bisa terbayang berapa lapangan kerja yang ada," katanya.

Dia mengatakan, memasuki era pasar tunggal dengan berlangsungnya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015, keberadaan AEC itu akan menjadikan arus bebas lalu lintas barang, jasa, investasi dan modal di kawasan Asia Tenggara.

Hal tersebut tentu akan menimbulkan masalah ekonomi dan sosial bagi Indonesia saat ini yang belum siap sepenuhnya menghadapi persaingan bebas ini.

Dengan ini, dirinya berharap ada peningkatan kualitas dengan bergabungnya kader-kader HMI yang memang sudah sangat berkualitas. Sehingga, entrepreneur Indonesia juga bisa bersaing di kancah dunia khususnya ASEAN.

“Belum lama ini KAHMI melalui KAHMIPreneur telah melakukan MOU dengan tiga lembaga, sehingga dengan adanya MOU ini diharapkan dapat mencetak entrepreneur yang berkualitas”, tukasnya.

Selain itu, dengan kader-kader HMI yang tersebar di seluruh Nusantara, maka diharapkan tidak hanya untuk diri mereka saja, tetapi bisa ikut memajukan ekonomi bangsa. “Pastinya dapat mengurangi penggangguran secara signifikan. Dan dengan berkurangnya penggangguran maka ekonomi Indonesia pasti akan maju”, pungkasnya.


Kembangkan Wirausaha, GP Ansor Pamerkan Produk 30 UMKM di Ajang Ini

Gerakan Pemuda (GP) Ansor menggelar Ansor Fair 2018 di Grand Pramuka Square, Jakarta, Minggu (22/4).(Dok Merdeka.com)

Gerakan Pemuda (GP) Ansor menggelar Ansor Fair 2018 di Grand Pramuka Square, Jakarta, Minggu (22/4). Ansor Fair 2018 ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam memperingati Hari Lahir GP Ansor ke 84 tahun.

Ketua Umum Pengurus Pusat GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas mengungkapkan, Ansor Fair 2018 yang dilaksanakan kali ini merupakan upaya GP Ansor dalam mendorong jiwa kewirausahaan pemuda di kalangan anggota dan kader.

"GP Ansor melihat potensi besar tumbuhnya wirausahawan di lingkungan internal organisasi, dan oleh karenanya GP Ansor berkomitmen untuk menciptakan ribuan bahkan jutaan wirausahawan muda di berbagai sektor," kata Yaqut dalam sambutan pembukaan Ansor Fair 2018.

Dia melanjutkan, Ansor Fair 2018 ini telah diikuti sebanyak 30 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dari 16 Pimpinan Wilayah GP Ansor. Pada gelaran kali ini Ansor Fair 2018 juga turut memamerkan 83 produk kerajinan tangan, makanan dan minuman olahan, fashion, obat-obatan herbal, dan onderdil dari hasil olahan kader GP Ansor.

Yaqut menuturkan, GP Ansor telah menetapkan kemandirian organisasi sebagai salah satu misi organisasi. Yakni melalui program-program pengembangan potensi kewirausahaan anggota, program peningkatan kapasitas dan keterampilan, serta pengembangan jejaring bisnis, permodalan dan pasar menjadi prioritas program organisasi.

"Penetapan misi kemandirian organisasi dan program turunannya ini sangat relevan karena Indonesia hingga tahun 2030 nanti mengalami peningkatan jumlah penduduk usia produktif secara signifikan," jelas dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya