Liputan6.com, Surabaya - Kepolisian masih terus memburu jaringan terduga teroris yang tergabung dalam kelompok Jamaah Anshorud Daulah (JAD), pascaledakan bom bunuh diri di Surabaya dan Sidoarjo.
Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin menegaskan, perburuan sel sel jaringan teroris, pihaknya hanya bersifat membantu, karena menjadi kewenangan Tim Densus 88 Antiteror.
Advertisement
"Yang penangkapan biar Densus yang melaksanakan," katanya, Selasa (22/5/2018).
Salah satu nama yang diburu adalah Cholid Abu Bakar, yang diduga menjadi guru atau pemimpin pengajian dari tiga teroris di Surabaya dan Sidoarjo yang tewas, yakni Dita Oepriarto, Tri Murtiono, dan Anton Ferdiantono.
"Sudah, kita sudah bergabung semuanya, komponen bergabung dari Polda dan Densus," tambahnya.
Kapolda meyakini, 10 hari pascatragedi bom bunuh diri, suasana di Surabaya sudah kembali normal. Aspek perekonomian juga sudah menggeliat, jalan jalan kembali macet.
"Kita melihat, masyarakat Jawa Timur sudah pulih kembali, mengggeliat kembali, jalan jalan sudah pada macet ya, sudah normal kembali lah, kita bangkit untuk melawan ini," ujar dia.
74 Terduga Teroris Ditangkap
Sementara itu, dari data Divisi Humas Mabes Polri, penangkapan para terduga teroris pascabom Gereja di Surabaya mencapai puluhan orang.
Hingga 20 Mei, terdata sebanyak 74 terduga teroris yang ditangkap. Sebanyak 14 orang di antaranya ditembak mati karena melawan petugas saat hendak diamankan.
Sedangkan di Jatim menjadi wilayah terbanyak terduga teroris yang ditangkap. Tercatat sebanyak 31 orang dan empat di antaranya meninggal dunia di wilayah Jawa Timur.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement