Maksimalkan Keamanan Piala Dunia 2018, Rusia Pasang Penangkal Drone

Kemenhan Rusia akan menggunakan sistem penangkal drone guna melindungi stadion pertandingan Piala Dunia FIFA 2018.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Mei 2018, 09:36 WIB
Drone tempur Rusia, Corsair Tipe 1 (Evgeny Biyatov / Sputnik)

Liputan6.com, Moskow - Unit-unit peperangan elektronik dari Kementerian Pertahanan Rusia akan menggunakan sistem penangkal drone seperti Svet-KU dan Zhitel, dalam rangka melindungi stadion-stadion pertandingan Piala Dunia FIFA 2018.

Selain itu Badan Keamanan Federal Rusia (FSB) juga akan mengalokasikan 60 unit sistem penangkal drone Arbalet di lokasi lainnya sebagai sistem pertahanan penangkal drone. Demikian seperti dikutip dari media terafiliasi pemerintah RusiaRBTH Indonesia (22/5/2018).

Pertandingan-pertandingan dari pergelaran olahraga terbesar di dunia tersebut akan diadakan di Rusia dari 15 Juni hingga 15 Juli.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:


Human Rights Watch Desak Boikot Piala Dunia 2018

Maskot Piala Dunia 2018, Zabivaka berdiri di depan Nizhny Novgorod Arena (21/5/2018). Stadion Novgorod akan menjadi tuan rumah untuk empat pertandingan grup, babak 16 besar dan perempat final. (AFP/Mladen Antonov)

Menurut Human Rights Watch (HRW), para pemimpin dunia seharusnya memboikot tempat duduk VIP, di mana Presiden Rusia, Vladimir Putin, akan menyaksikan pembukaan Piala Dunai 2018 pada Juni mendatang.

Dikutip dari VOA Indonesia pada Selasa (22/5/2018), desakan itu tidak akan terjadi jika Putin bersedia mengambil langkah untuk melindungi warga sipil di tengah konflik Suriah yang berkepanjangan.

Seperti yang diketahui, Rusia adalah pendukung utama rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad, hingga tahun ini, ketika Negeri Beruang Merah itu menjadi tuan rumah kompetisi sepak bola paling prestisius di dunia.

"Dengan menjadi tuan rumah acara olahraga yang paling banyak ditayangkan di dunia, Rusia menggiring opini publik dunia dan mencari penghormatan atas hal tersebut," kata Kenneth Roth, Direktur Eksekutif HRW, dalam pernyataannya seperti dikutip kantor berita AFP.

"Para pemimpin dunia seharusnya mengkritisi Presiden Putin, dengan komitmen mereka tidak akan duduk di area VIP di malam pembukaan, kecuali dia mengganti arah untuk mengakhiri kekerasan di Rusia," lanjut Roth menjelaskan.

Karena miliaran orang di dunia akan menyaksikan Piala Dunia di televisi. HRW berargumen bahwa tanggung jawab Moskow atas penderitaan warga sipil Suriah tidak boleh dilupakan.

Rusia adalah eksportir senjata utama untuk rezim Suriah, dan juga memberikan dukungan darat untuk pasukan pemerintah dan sekutunya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya