Kapolri: Pelibatan TNI Tangani Terorisme Mirip Operasi Tinombala

Tito mengatakan, pelibatan TNI dalam penanganan kasus terorisme sudah disetujui Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 23 Mei 2018, 01:03 WIB
Personel TNI berjaga di Kawasan Napu, Sulawesi Tengah. 3200 personel TNI dan Polri ditugaskan mengejar kelompok Santoso. (Liputan6.com/Mochamad Khadafi)

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengungkapkan, bergabungnya TNI dalam pengungkapan kasus terorisme saat ini mirip dengan Operasi Tinombala di Poso, Sulawesi Tengah.

"Saya berpendapat bahwa, yang terjadi saat ini adalah mirip dengan Operasi Tinombala. Di mana kekuatan TNI dan Polri bergabung dalam rangka sama-sama menangani itu (terorisme)," ungkap Tito di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (22/5/2018).

Menurut Tito, operasi bersama TNI ini 75 persennya menekankan ke sektor intelijen. Sementara di bidang penindakannya hanya 5 persen.

"Kemudian 20 persennya yaitu di bidang pemberkasan, agar bisa masuk ke pengadilan. Karena negara ini adalah negara demokrasi yang mengutamakan supremasi hukum," ucap Tito.

Tito mengatakan, pelibatan TNI dalam penanganan kasus terorisme sudah disetujui oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Oleh sebab itu, nantinya TNI akan turut serta membantu Polri dalam operasi penanganan teroris.

"Saya justru meminta kepada bapak Panglima TNI untuk kekuatan dari TNI, untuk masuk bergabung dalam operasi ini," ucap Tito.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Komando Operasi Khusus Gabungan

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menilai pembentukan Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopssusgab) TNI, sebagai bentuk menciptakan rasa aman di masyarakat.

"Pemerintah dalam proses komando operasi khusus gabungan yang berasal dari Kopassus, Marinir Paskas, dalam rangka beri rasa aman pada rakyat," ujar Jokowi.

Meski membentuk Koopssusgab TNI, kata Jokowi, tindakannya dalam memberantas teroris di Tanah Air dilakukan apabila situasi sudah di luar kapasitas Polri. 

"Artinya, tindakan preventif lebih penting dibandingkan langkah represif," ucap Jokowi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya