Kisah BJ Habibie Letakkan Jilbab Ainun di Bawah Bantal Setiap Tidur

BJ Habibie mengaku tak kuasa menahan rasa rindu. Namun ia menyadari pengobat rindu terampuh hanyalah doa.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Mei 2018, 22:37 WIB
BJ Habibie mengadakan pengajian mengenang wafatnya sang istri Hasri Ainun yang telah menginjak delapan tahun (Merdeka.com/ Yunita)

Liputan6.com, Jakarta - Rasa cinta dan rindu BJ Habibie kepada mendiang sang istri, Hasri Ainun Besari tetap besar. Presiden ke-3 Indonesia itu bahkan kerap menaruh jilbab Ainun di bawah bantalnya setiap tidur selepas wafatnya sang istri sewindu silam.

Jilbab tersebut punya sejarah. Kain tipis dengan warna putih gading, dengan beberapa bordir sepanjang sisinya merupakan hijab terakhir yang digunakan Ainun sebelum mengembuskan napas terakhir di Muenchen, Jerman.

"Ini tiap malam di bawah bantal saya, saya bungkus dan ini jilbab penghabisan dia pakai dan waktu dia sebagai jenazah di transport ini penutup wajahnya dan saya pakai," ujar BJ Habibie sambil menunjuk jilbab Ainun yang ia kalungkan, Selasa (22/5/2018).

Dia mengaku tak kuasa menahan rasa rindu. Namun ia menyadari pengobat rindu terampuh hanyalah doa.

Habibie menuturkan, setiap malam kerap membacakan surat Yasin khusus bagi sang istri dan ibundanya. "Saya berdoa. Saya baca Yasin tiap malam untuk dua orang. Untuk Ibu Ainun dan ibu yang melahirkan saya," kata BJ Habibie.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Puisi untuk Ainun

Hasri Ainun wafat di Muenchen, Jerman setelah berjuang melawan sakit kanker ovarium stadium lanjut. Wanita yang telah menikah dan menjadi teman hidup Habibie selama 48 tahun itu dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta Selatan.

Hingga saat ini Habibie masih rajin mengunjungi makam sang istri. Dari rutinitas itu pula terilhami puisi Ainun dan dibacakan saat pengajian haul ke-8 wafatnya Ainun.

Berikut puisi berjudul Ainun yang dibuat Habibie sebelum acara pengajian digelar.

Ainun

Ragamu ditaman Pahlawan bersama para pahlawan Bangsa Lainya

Jiwa, Roh, Batin dan Nuranimu telah menyatu dengan saya

Di mana ada Ainun ada Habibie, di mana ada Habibie ada Ainun

Tetap manunggal, menyatu dan tak terpisahkan lagi sepanjang masa

Bibit cinta Illahi, kami siram dengan kasih sayang, nilai imasn, takwa dan budaya.

Murni, suci, sejati sempurna dan abadi sepanjang masa.

Lindungilah kami dari segala godaan ganguan yang mencemari cinta kami

Perekat jiwa, roh, batin dan nurani, kami menjadi satu dan manunggal

Seribu hari, seribu tahun, seribu juta tahun Ainun dan Habibie

Mengatasi tantangan badai kehidupan, berlayar ke akhirat dimensi apa saja

Dipisahkan maut sewindu yang lalu, namun tetap manunggal sampai akhirat

Mengatasi segala tantangan dan perubahan bersama sesuai kehendakMU Allah SWT

 

Reporter: Yunita Amalia

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya