Jokowi Lingkungan Keluarga dan Sekolah Terancam Ideologi Terorisme

Jokowi meminta agar pencegahan dan penanggulangan terorisme menggunakan perpaduan "hard power" dan "soft power".

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 23 Mei 2018, 08:05 WIB

Fokus, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka rapat terbatas penanggulangan terorisme yang dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri terkait, Kapolri, Panglima TNI dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Seperti ditayangkan Fokus Indosiar, Rabu (23/5/2018), Presiden menyatakan pentingnya penanggulan teror dengan metode soft power, seperti sosialisasi anti paham radikal dan juga langkah langkah deradikalisasi.

Menurutnya, langkah metode soft power harus dipadukan dengan hard power, untuk bisa mencegah aksi terorisme terulang kembali.

Selain itu, Jokowi juga mengingatkan bahwa peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di Surabaya menjadi peringatan untuk masyarakat agar lebih waspada terhadap terorisme.

“Ini menjadi sebuah peringatan kepada kita semuanya, sekali lagi saya ingatkan ideologi terorisme telah masuk kepada keluarga kita, ke sekolah-sekolah kita, untuk itu saya meminta pendekatan hard power dengan soft power dipadukan," ujar Presiden Joko Widodo.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya