Liputan6.com, Jakarta - Parlemen Eropa harus menelan frustrasi akibat keterangan CEO Facebook Mark Zuckerberg di Brussel, Belgia, Selasa (22/5/2018) waktu setempat.
Zuckerberg, sekali lagi, menyampaikan permintaan maafnya kepada rakyat Uni Eropa (UE), tetapi menurut wakil rakyat setempat, hal tersebut tidak cukup.
"Minta maaf adalah hal yang bagus dan memang diperlukan, (tetapi) ketahuilah itu tidak cukup, sekarang tindakan lebih utama," kata Manfred Weber, politikus Eropa dari Jerman seperti yang dikutip dari laman Politico EU, Rabu (23/5/2018).
Baca Juga
Advertisement
Politikus Belgia, Guy Verhofstadt, juga kesal dengan CEO Facebook yang terkesan berkelit saat memberi jawaban.
"Saya bertanya enam butir pertanyaan dengan opsi jawaban ya atau tidak, tapi saya tidak mendapat satu pun jawaban," ujarnya mengeluhkan soal jawaban Mark Zuckerberg.
Wakil rakyat Uni Eropa (UE) juga sempat menegur Zuckerberg dan memperingatkan bahwa peraturan di Eropa lebih ketat ketimbang di Amerika Serikat (AS).
"Kamu tidak sedang berada di pemberian keterangan Kongres, tetapi berada di Uni Eropa (yang aturannya lebih ketat)," ujar Claude Moraes, anggota Parlemen Eropa dari Inggris.
Pemberian keterangan yang dilakukan sang bos Facebook diperparah dengan sempitnya durasi acara.
Pada April lalu, Zuckerberg menghabiskan waktu sampai sekitar lima jam dalam sesi tanya jawab dengan Kongres Amerika Serikat. Sementara di Brussel, waktu yang tersedia kurang dari 90 menit.
Ia pun berjanji dengan menyebut pihak Facebook akan menyediakan jawaban follow-up.
Anggota Parlemen Britania Juga Kesal
Sementara di Britania Raya, Damian Collins, politikus Partai Konservatif, menyesalkan format tanya jawab di Brussel. Lewat akun Twitternya, ia menyebut Zuckerberg berhasil menghindari pertanyaan-pertanyaan penting.
"Sesi hari ini di EP (European Parliament) melewatkan sebuah kesempatan. Sejam pertanyaan, diikuti pernyataan panjang lebar Zuckerberg, yang mana pertanyaan sulit tak dapat dijawab olehnya," ujar pria yang juga menjabat sebagai Ketua Komite Digital, Budaya, Media, dan Olahraga Parlemen Britania.
Collins turut mengkritik fakta bahwa format tersebut terlebih dulu disetujui Zuckerberg, sehingga tidak mampu membawa investigasi mendalam seputar isu Facebook.
Pihak Parlemen Britania pun berupaya agar Mark Zuckerberg hadir di hadapan mereka guna memberi penjelasan.
Advertisement
Sesi Sempat Direncanakan Tertutup
Awalnya, Zuckerberg disebut meminta persyaratan sebelum mau memenuhi panggilan Parlemen Eropa, dan kemudian direncanakan pertemuan mereka diadakan tertutup. Namun, rencana itu dikecam publik.
Akhirnya, pada H-1 pertemuan, Antonia Tajani selaku Presiden Parlemen Eropa mengumumkan perubahan rencana, dan pertemuan akan disiarkan secara langsung. Demikian dilaporkan Reuters.
"Saya secara pribadi berdiskusi dengan CEO Facebook Mark Zuckerberg perihal kemungkinan melakukan webstreaming pertemuan dengannya," kicau Antonio Tajani di akun resmi Twitter-nya.
"Saya senang mengumumkan bahwa ia telah menyetujui permintaan baru ini. Kabar gembira bagi rakyat UE," sambungnya.
Salah seorang juru bicara Facebook pun mengekspresikan respons positif rencana ini.
"Kami tidak sabar ingin menghadiri pertemuan itu dan gembira bahwa pertemuannya akan disiarkan langsung," tulis Antonio menambahkan.
Pihak Facebook berkali-kali mementahkan tuduhan adanya penjualan data pengguna, dan bahwa Cambridge Analytica memanen data pengguna tanpa sepengetahuan Facebook sebelum adanya perubahan kebijakan pada 2015.
(Tom/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: