Jus Nipah, Sajian Berbuka Puasa Pesaing Baru Es Kelapa Muda

Racikan jus nipah ditemukan oleh dua pemuda Aceh yang baru saja selesai mengenyam kuliah di perantauan.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Mei 2018, 17:15 WIB
Penderes nira nipah kerap diusili babi hutan dan kera (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Singkil - Jus buah nipah saat ini menjadi minuman favorit untuk berbuka puasa, sehingga laris manis di pasar jajanan, Pulosarok, Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil.

"Selama bulan Ramadan, alhamdulillah yang dijajakan setiap sore mulai pukul 16.00 hingga pukul 18.30 WIB, dagangan jus buah nipah tetap laris," kata Putra, pedagang jus nipah di Singkil, Rabu, 23 Mei 2018, dilansir Antara.

Putra bersama rekannya, Rian, baru sebulan terakhir ini mengelola buah nipah menjadi jus buah yang sangat khas rasanya. Peminatnya malah semakin banyak saat dijajakan selama Ramadan.

Saat ini, kata Putra, minuman jus nipah dibuka di dua tempat untuk mempromosikan minuman khas baru pesisir ini, yakni di Pulosarok, Kecamatan Singkil, dan di Rimo, Kecamatan Gunung Meriah. Selama ini, minuman tersebut hanya ada di Singkil saja.

"Harga masih seperti biasa yang dijual Rp 8.000/cup atau gelas plastik, tapi selama bulan puasa melayani pesan antar dengan harga Rp 10 ribu," kata Putra.

Sebelumnya jajanan sehat itu banyak menggugah setiap pelanggan yang mampir ke warung sederhana milik dua pemuda itu pada saat acara HUT Kabupaten Aceh Singkil di Pantai Pulosarok, Aceh Singkil selama sepekan.

"Banyak pelanggan setelah mencicipi jus nipah racikan kami, ketagihan, apalagi di waktu siang dan sore hari coba deh," katanya.

Rian dan Putra yang baru saja tamat perguruan tinggi itu memutuskan membuka usaha dengan memanfaatkan hasil alam di seputar pesisir pantai Aceh Singkil setelah menamatkan pendidikan di perantauan. Usaha mereka dibantu sejumlah pemuda lain.

Rian mengatakan, komposisi jus nipah sangat sederhana yakni susu, sirup, dan es batu setelah buah nipah diblender.

"Untuk wilayah Singkil, jus nipah yang isi buahnya mirip kolang kaling ini diperkirakan baru enam bulan terakhir ini dikenal itupun yang mengelola hanya satu hingga tiga orang masyarakat, dan belum meluas dikenal masyarakat," kata Rian.

Selama ini, sambung dia, pohon nipah hanya dimanfaatkan daunnya untuk mengemas lintingan rokok tradisional. Sementara, buah nipah biasa dinikmati warga pesisir tanpa diolah dimakan langsung setelah kulitnya dibelah. Paling sering yang mengonsumsi adalah nelayan yang pulang mancing dan mengambil satu tandan buah nipah.

"Saya yakin jus nipah akan menjadi minuman favorit di bulan Ramadan selain air kelapa muda dan air tebu," ujarnya.

Rian sangat yakin, karena pada saat berjualan dalam agenda Festival Adat dan Budaya pada hari jadi Kabupaten Aceh Singkil ke-19 di lapangan Alun-alun Pulosarok, jus nipah laris manis.

"Satu hari bahan baku jus nipah bisa habis sampai 50 tandan, makanya saya yakin di bulan Ramadan minuman ini akan menjadi hidangan istimewa di kala berbuka," ujarnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya