Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon menuding Kantor Staf Kepresidenan (KSP) merekrut orang-orang yang ada di lingkaran timses maupun calon timses Pemilu 2019. Seperti politikus Golkar Ali Mochtar Ngabalin yang ditunjuk Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebagai tenaga ahli utama di bawah KSP. Ali diminta menjadi juru bicara pemerintah di bidang politik.
"Saya nggak menuduh begitu (Ali Ngabalin jadi tim sukses Jokowi), tapi kan jelas sekali siapa orang-orang yang direkrut kan orang-orang yang punya afiliasi dekat dengan kerelawanan atau timses atau calon timses. Jangan jadi sarang timses KSP itu, karena itu dibiayai oleh APBN," kata Fadli di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (23/5/2018).
Advertisement
Fadli juga melihat pembahasan maupun pertemuan di KSP kini hanya fokus untuk memenangkan Jokowi di Pilpres 2019.
"Kalau dia jadi sarang timses itu akan terjadi abuse of power. Kita kan mendengar jugalah desas-desus dan sebagainya itu sering kali pertemuannya itu bukan urusan negara tapi urusan bagaimana memenangkan lagi calon Presiden yang akan datang," ujar Fadli.
Dia berujar, peran KSP juga kebablasan dibanding lembaga-lembaga lain dan bukan juga kementerian. Walaupun KSP dibentuk dengan Peraturan Presiden (Perpres) Tahun 2015, harusnya Perpres tersebut mesti ada payung undang-undangnya.
"Tidak bisa perpres ujug-ujug. Nah ini perpres tentang KSP ini kan perpres yang tidak ada umbrella dari undang-undang, dia kan lembaga internal. Tapi sebagai lembaga internal kadang-kadang seolah-olah lembaga struktural. Kadang kadang bisa jadi jubir, kadang kadang bisa jadi mengoreksi menteri atau mengelola atau mengatur menteri dan sebagainya. Saya kira KSP itu memang seharusnya dibubarkan," tandas Fadli.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pendukung Prabowo Subianto
Sebelumnya, politikus Golkar Ali Mochtar Ngabalin ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai tenaga ahli utama di bawah Kantor Staf Kepresidenan (KSP). Ali diminta menjadi juru bicara pemerintah di bidang politik.
Dulu Ali sempat menjadi bagian dari pemenangan politik Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di Pilpres 2014. Menanggapi itu, Waketum Gerindra Fadli Zon mengatakan Ali merupakan kerabatnya dan hal yang biasa jika nantinya berbeda pendapat.
"Pak Ali Ngabalin itu kawan saya dari dulu. Saya kira pandangan-pandangannya sebagian besar samalah. Saya kan nggak ada urusan dengan orang per orang, yang kita urus adalah kebijakan kebijakannya, jadi kalau nanti ada perbedaan pendapat berdebat ya biasa biasa aja," kata Fadli.
Reporter: Muhammad Genantan Saputra
Advertisement