Liputan6.com, Bengkulu - - Rumah pengasingan Bung Karno (Presiden pertama RI Sukarno) semasa penjajahan Belanda di Kelurahan Anggut, Kota Bengkulu, masuk nominasi situs wisata sejarah terpopuler Anugerah Pesona Indonesia (API) 2018 yang digelar Kementerian Pariwisata.
"Ada dua objek wisata Bengkulu yang masuk nominasi, yaitu Rumah Bung Karno dan Bukit Kandis," ucap Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu, Yudi Satria, di Bengkulu, diwartakan Antara, Rabu, 23 Mei 2018.
Ia menjelaskan, objek wisata sejarah rumah pengasingan Bung Karno yang ditempati semasa menjalani pengasingan di Bengkulu pada 1938-1942 itu masuk nominasi wisata sejarah terpopuler. Adapun Bukit Kandis di Kabupaten Bengkulu Tengah masuk nominasi wisata olahraga dan petualangan.
Baca Juga
Advertisement
"Ini momentum bagi kita untuk mengenalkan objek wisata Bengkulu ke kancah nasional dan internasional," kata Yudi.
Rudi mengatakan, pemerintah daerah bersama masyarakat harus berkolaborasi mendukung promosi pariwisata daerah melalui ajang API.
Tahun sebelumnya masuk dua objek wisata Bengkulu, yakni minuman tradisional terpopuler teh olong dari Kabupaten Kepahiang dan tempat berselancar terpopuler Pantai Teluk Sepang di sudut Kota Bengkulu.
API adalah rangkaian kegiatan tahunan Kementerian Pariwisata dan laman www.ayojalanjalan.com untuk membangkitkan apresiasi masyarakat terhadap pariwisata Indonesia. Selain itu, mendorong peran serta berbagai pihak terutama pemerintah daerah dalam mempromosikan pariwisata di daerahnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pesona Rumah Pengasingan Bung Karno
Sejumlah pengunjung mengagumi rumah bersejarah yang ditempati Bung Karno saat menjalani pengasingan di Kota Bengkulu, kurun waktu 1938 hingga 1942.
"Kondisinya masih terawat dengan baik dan koleksinya pun cukup banyak," kata Iwan Purwanto, salah seorang pengunjung rumah itu di Bengkulu, Selasa, 27 Juni 2017, dilansir Antara.
Menurutnya, rumah dengan arsitektur unik tersebut menyimpan sejumlah bukti sejarah perjalanan Bung Karno semasa menjalani pengasingan. Contohnya, satu sepeda ontel yang digunakan Bung Karno untuk menunjang aktivitasnya saat berada di Bengkulu.
Sepeda ontel yang disimpan dalam kotak kaca transparan itu kerap menjadi objek swafoto para pengunjung. Di rumah yang memiliki dua kamar tidur, satu ruang tamu, dan ruang kerja itu juga menyimpan sejumlah buku yang dibaca Bung Karno.
Ada pula satu lemari kayu dilapisi kaca pada bagian depan yang menyimpan puluhan kostum pemain sandiwara tonil besutan Sang Proklamator bernama Monte Carlo. Bung Karno pernah menulis skenario drama berjudul "Koetkoetbi Pengiblis Dr Syaitan".
"Rumah ini juga menyimpan banyak foto Bung Karno dan anggota keluarganya, termasuk Ibu Fatmawati yang merupakan putri asli Bengkulu," ujar Ela Fitriani, pengunjung asal Kota Jakarta.
Menurut juru pelihara rumah Bung Karno, Sugrahanuddin, jumlah pengunjung rumah yang masuk cagar budaya itu mencapai 1.000 orang per hari. Ketika itu, setiap pengunjung dewasa dikenakan tarif masuk Rp 3.000 per orang dan anak-anak Rp 2.000 per orang.
Advertisement