Liputan6.com, Jakarta - Top 3 news hari ini, 200 nama mubalig yang dirilis oleh Kementerian Agama menuai gelombang protes di masyarakat. Mereka menilai kebijakan itu membuat umat terpecah dan terkotak-kotak. Selain itu, masalah ini dianggap bukan ranahnya Kementerian Agama.
Sementara, menurut pihak Kemenag sendiri, pemilihan 200 mubalig itu didasarkan atas reputasi mereka yang baik ketika menyiarkan ajaran agama. Selain itu, punya ilmu agama yang mumpuni, reputasi baik, serta berkomitmen tinggi pada bangsa.
Advertisement
Adanya polemik tersebut, Wakil Ketua Umum MUI Zaitut Tauhid menjelaskan, nama-nama itu masih bersifat sementara dan bisa bertambah.
Untuk penambahan nama-nama itu, kata dia, Kemenag akan terus berkonsultasi dengan MUI dan ormas-ormas Islam.
Kabar lainnya yang tak kalah menyita perhatian, soal Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Hingga kini baru ada dua calon presiden yang menyatakan akan kembali memperebutkan dukungan masyarakat. Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Seperti apa elektabilitas keduanya di mata masyarakat? Beberapa lembaga penelitian yang bergerak di bidang survei Pemilu di Indonesia pun mengeluarkan sejumlah hasil surveinya.
Charta Politika misalnya. Elektabilitas Jokowi masih jauh di atas Ketua Umum Gerindra. Jokowi memperoleh persentase 51,2 persen, sementara Prabowo berada di angka 23,3 persen.
Berikut berita terpopuler dalam Top 3 News Hari Ini:
1. HEADLINE: Daftar 200 Mubalig Versi Kemenag Tuai Polemik, Bakal Direvisi?
2. Menakar Elektabilitas Jokowi Vs Prabowo
Charta Politika merilis hasil survei nasional mengenai elektabilitas calon presiden di Pilpres 2019. Nama Joko Widodo atau Jokowi masih menempati tingkat elektabilitas paling tinggi.
Jokowi memperoleh persentase 51,2 persen. Diikuti Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Charta Politika juga membandingkan hasil tersebut dengan hasil survei dari Litbang Kompas, di mana Jokowi mendapatkan angka 55,9 persen dan Prabowo 14 persen.
Menurut Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya, deklarasi internal Prabowo cukup berpengaruh dan berimplikasi terhadap naiknya elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Tapi, apakah itu cukup dirasa signifikan dengan perolehan hasil survei?
3. Berharap Kadernya Jadi Cawapres Prabowo, PKS Minta Demokrat Legowo
Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid berharap Demokrat dapat menerima jika kadernya menjadi calon wakil presiden dari Prabowo di Pilpres 2019.
Sejak awal PKS memang menyatakan komitmemnya berkoalisi dengan Gerindra di Pemilu 2019 dengan menyodorkan nama kader menjadi cawapres Prabowo.
Kabar Demokrat bakal segera merapat bergulir pasca-Ketua Komando Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bertemu dengan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno, pada Jumat 18 Mei lalu.
Menurut Sandiaga, pertemuan tersebut merupakan langkah awal koalisi yang sedang dibangun antara Partai Gerindra dan Partai Demokrat.