Penangkapan Teroris dalam Sepekan

Densus 88 Antiteror Polri menangkap 74 teroris sepekan setelah serangan bom di Surabaya.

oleh Dian KurniawanNafiysul QodarEdmiraldo Siregar diperbarui 24 Mei 2018, 11:31 WIB
Banner penangkapan teroris dalam sepekan (Liputan6.com/Triyasni)

Liputan6.com, Jakarta - Pasca-serangan bom di sejumlah wilayah di Kota Surabaya, 13 Mei 2018 lalu, Densus 88 Antiteror Polri bergerak cepat. Mereka menangkap puluhan terduga teroris di berbagai daerah.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Mohammad Iqbal mengatakan, penangkapan dilakukan pada periode 13-20 Mei 2018. Ada 74 orang terduga teroris yang ditangkap dalam kurun waktu tersebut.

"Sebanyak 14 di antaranya tewas karena melawan petugas saat proses penangkapan," ujar Iqbal melalui keterangan tertulis, Jakarta, 22 Mei 2018.

Penangkapan terduga teroris terbesar dilakukan di wilayah Jawa Timur. Angkanya mencapai 31 orang, termasuk 4 di antaranya tewas dalam penyergapan Polri.

Selengkapnya dapat dilihat dalam Infografis di bawah ini:

Infografis penangkapan teroris dalam sepekan (Liputan6.com/Triyasni)

Pengejaran Guru Terduga Teroris

Polisi Gerebek rumah terduga teroris di Probolinggo. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Kepolisian masih terus memburu jaringan terduga teroris yang tergabung dalam kelompok Jamaah Anshorud Daulah (JAD), pasca-ledakan bom bunuh diri di Surabaya dan Sidoarjo.

Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin menegaskan, pada perburuan sel-sel jaringan teroris, pihaknya hanya bersifat membantu, karena menjadi kewenangan Tim Densus 88 Antiteror.

Salah satu nama yang diburu adalah Cholid Abu Bakar, yang diduga menjadi guru atau pemimpin pengajian dari tiga teroris di Surabaya dan Sidoarjo yang tewas, yakni Dita Oepriarto, Tri Murtiono, dan Anton Ferdiantono.

"Sudah, kita sudah bergabung semuanya, komponen bergabung dari Polda dan Densus," dia menambahkan.


Surabaya Kembali Normal

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memberikan penghargaan kepada Aloysius Bayu Rendra dan korban bom di gereja Surabaya.

Machfud Arifin meyakini, 10 hari pascatragedi bom bunuh diri, suasana di Surabaya sudah kembali normal. Aspek perekonomian juga sudah menggeliat, jalan-jalan kembali macet.

"Kita melihat, masyarakat Jawa Timur sudah pulih kembali, menggeliat kembali, jalan-jalan sudah pada macet ya, sudah normal kembalilah, kita bangkit untuk melawan ini," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya