Miliarder Ini Sebut Sekolah Bukan Tempat Terbaik untuk Belajar Bisnis

Tim Chen menyarankan Anda untuk mempelajari banyak hal di luar apa yang dipelajari di sekolah.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 27 Mei 2018, 21:00 WIB
Ilustrasi pengusaha muda (iStock)
Liputan6.com, Jakarta Miliarder muda yang merupakan pendiri sekaligus CEO situs keuangan pribadi NerdWallet, Tim Chen memiliki nasehat unik buat Anda yang ingin merintis bisnis. Dia menyarankan Anda untuk mempelajari banyak hal di luar apa yang dipelajari di sekolah.
 
Bagi Chen, sekolah menjadi kendala jika bicara soal mendirikan sebuah perusahaan sukses. "Masalahnya sekolah mempersempit cara berpikir soal apa yang dibutuhkan untuk sukses. Pendidikan terlalu menitikberatkan pada bagaimana menyelesaikan berbagai tes dan mengesampingkan kemampuan siswa untuk berpikir kreatif," terang Chen seperti dilansir dari CNBC, Minggu (27/5/2018).
 
Pria yang kini memiliki perusahaan bernilai US$ 500 juta tersebut mengatakan, itu adalah alasan paling mendasar mengapa orang-orang cerdas justru menjadi pengusaha yang buruk saat terjun ke dunia bisnis.
 
Tak hanya itu, mereka yang cerdas di sekolah juga cenderung menjadi pemecah masalah yang buruk saat berbisnis. "Sekolah dapat menjadi pemberi nilai terburuk di dunia," katanya.
 
Itu lantaran para siswa dilatih untuk melihat sukses terbatas pada ujian di kertas hitam putih. Padahal sebaiknya para siswa dilatih untuk memandang kegagalan sebagai peluang untuk belajar.
 
"Jika Anda menganggap kegagalan sebagai sesuatu yang menarik dan penasaran mencari penyebabnya, maka Anda akan tumbuh jauh lebih baik," terang pria berusia 35 tahun tersebut.
 
Chen juga menambahkan, jika Anda akan merintis bisnis dan memandang setiap hambatan seperti kegagalan saat ujian maka selesai sudah. Anda akan berhenti mencoba dan sebenarnya justru menggagalkan diri sendiri.
 
Kenyataannya, banyak miliarder terkenal yang dulunya memutuskan untuk keluar dari sekolah seperti Bill Gates dan Mark Zuckerberg. Kebanyakan dari mereka mempertanyakan apakah sekolah mengajarkan semua yang dibutuhkan untuk menjadi sukses dalam berbisnis.
 
Bahkan Warren Buffett mengatakan, pendidikan terbaik yang Anda dapat adalah dengan berinvestasi pada diri sendiri. Dan itu tidak selalu berarti sekolah atau perguruan tinggi.

Berkat Satu Kalimat Ini, Pria Ini Sukses Bangun Perusahaan Raksasa

Ilustrasi sukses (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Rangkaian kata ternyata memiliki kekuatan yang luar biasa untuk mengubah hidup Anda. Arnold Donald, CEO perusahaan travel terbesar di dunia, Carnival Corporation, telah membuktikanya. Berkat satu kalimat saja, dia mampu bangkit dari kemiskinan dan menjadi pengusaha super kaya seperti sekarang.

Melansir laman CNBC, Jumat (24/5/2018), saat masih duduk di sekolah menengah, Donald dikenal sebagai murid yang sangat cerdas secara akademis. Sebab itulah, orangtuanya mendaftarkan Donald ke St. Augustine, sekolah menengah Katolik, khusus pria dan semuanya berkulit hitam, di New Orleans.

Setiap hari, tiga kali sehari, sekolah menyebarkan pesan melalui pengeras suara. 'Semuanya, siapkan diri kalian. Kalian akan menguasai dunia'. Begitulah pesannya.

Satu kalimat itu ternyata memiliki dampak yang sangat luar biasa pada Donald remaja kala itu. Bagaimana tidak, ia tumbuh di tengah keluarga yang sangat miskin, dan masuk sekolah menengah selama gerakan masyarakat sipil.

Di usia 16 tahun, Donald memutuskan dirinya akan menjadi general manajer di perusahaan global yang terdaftar di jajaran bergengsi Fortune 50. Lalu dia mulai mencatat baik-baik rencana karirnya.

"Saya memetakan karir saya sejak masih duduk di bangku sekolah menengah. Saya melanjutkan peta kerir saya saat kemudian duduk di bangku kuliah," terang CEO yang kini telah berusia 63 tahun tersebut.

Langkah pertamanya adalah memilih jurusan kuliah apa yang bisa membantunya mencapai tujuan hidupnya. Lalu dia mendaftar di sekolah bisnis. Karena dia ingin bekerja di perusahaan yang berbasis pada ilmu pengetahuan, dia lantas mengambil kuliah di jurusan teknik di Washington University.Namun itu semua tidak cukup baginya.

Dia lantas kembali kuliah di jurusan ekonomi guna memenuhi semua kualitas yang dibutuhkannya untuk melanjutkan karir. "Tujuan saja dulu adalah mengambil langkah berbeda dengan orang lain pada umumnya, tapi di saat yang sama bersiap lebih," katanya.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya