PM India Narendra Modi Kunjungi Indonesia pada 30 Mei 2018

Perdana Menteri India Narenda Modi dijadwalkan akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada Rabu, 30 Mei 2018.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 24 Mei 2018, 16:43 WIB
Presiden Jokowi dan PM India Narendra Modi berjabat tangan seusai pertemuan bilateral dengan PM India Narendra Modi di New Delhi, Kamis (25/1). Pertemuan didampingi menteri masing-masing itu berlangsung tertutup. (Liputan6.com/Pool/Biro Pers Setpres)

Liputan6.com, Jakarta - Perdana Menteri India, Narenda Modi, akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pekan depan. Demikian seperti dikutip dari laman rilis resmi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman RI, maritim.go.id.

Dalam rilis resmi berjudul "Bertemu Tiga Menteri India, Menko Luhut Dorong Kerja Sama Kemaritiman", dijelaskan bahwa PM Narendra Modi akan berkunjung ke Indonesia pada Rabu, 30 Mei 2018 mendatang.

PM Modi akan bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo. Keduanya, bersama pejabat negara masing-masing akan membahas sejumlah isu, mulai dari penguatan hubungan bilateral, kerja sama ekonomi, hingga dinamika geo-politik terkini di kawasan.

Sementara itu, melalui sebuah keterangan yang diterima Liputan6.com (24/5/2018), Modi dijadwalkan akan memberikan pidato dalam acara public gathering India Club and Indian Community of Indonesia di Jakarta pada Rabu, 30 Mei, siang hingga sore hari.

Lawatan Modi ke Indonesia turut diperkuat oleh kolumnis Asia TimesAbhishek Mohanty. Lewat artikelnya, Mohanty menjelaskan bahwa lawatan sang perdana menteri ke Indonesia pada pekan depan akan membahas tentang penguatan kerja sama keamanan maritim di kawasan Indo-Pasifik.

Selain itu, Mohanty menulis, "Isu-isu serta potensi kerja sama lain juga akan dibahas, meliputi; kerja sama pertukaran informasi intelijen dan militer tentang terorisme, menangkal ekstremisme, dan keamanan dunia maya".

"Kedua negara turut membahas kerja sama dalam bidang kontraterorisme, mengendalikan kejahatan transnasional yang terorganisasi, kerja sama teknis pada teknologi kereta api dan ruang angkasa, dan strategi untuk menahan pengaruh China di kawasan."

Sepekan Usai Kunjungan Menko Luhut ke India

Sementara itu, menjelang kunjungan PM Modi, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI, Luhut Binsar Pandjaitan, telah melawat ke India pada 18 Mei untuk membicarakan kerja sama bilateral di bidang maritim. Kunjungan Luhut juga dianggap sebagai langkah diplomasi pemerintah RI untuk mempersiapkan kedatangan sang perdana menteri.

Dalam ceramah umum di Nehru Memorial Museum and Library yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Indonesia di India, Luhut menjelaskan kebijakan maritim Indonesia dan bagaimana India dan Indonesia dapat bekerja sama dalam sektor tersebut.

"Keinginan India untuk investasi di Sabang ada rumah sakit, ada juga sea port di sana karena dekat dengan Kepulauan Andaman dan Nicobar," kata Luhut di Delhi, India pada 18 Mei 2018, seperti dikutip dari maritim.go.id.

"India dan Indonesia juga memiliki kewajiban untuk memajukan kerja sama keamanan maritim untuk operasi kontraterorisme dan anti-perompak," Luhut menambahkan, seperti dikutip dari Asia Times.

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo telah melakukan kunjungan kenegaraan ke India pada Januari 2018.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:


Pembangunan Pelabuhan di Aceh

Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan bilateral dengan PM India Narendra Modi di Hotel Taj Diplomatic Enclave, New Delhi, Kamis (25/1). Pertemuan tersebut dilakukan setelah menghadiri KTT ASEAN-India. (Liputan6.com/Pool/Biro Pers Setpres)

Seperti dikutip dari Asia Times, PM Modi juga akan membahas usulan pengembangan pelabuhan di provinsi Aceh untuk menguatkan rute konektivitas maritim RI-India via Andaman dan Nicobar.

Rencana itu, yang berada di bawah lingkup strategi Indo-Pasifik India, ditujukan untuk menawarkan alternatif bagi inisiatif Belt and Road China, serta demi menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan, tulis Asia Times.

Terkait stabilitas dan keamanan, Menko Luhut mengatakan, "Dengan adanya peranan India di Indonesia, dengan kerja sama yang bagus itu juga, sangat membuat keseimbangan di Samudera Hindia dan Pasifik. Saya pikir penting perimbangan kekuatan dibangun di sini sehingga tidak ada satu (negara) super power bisa membuat instabilitas."

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya