Liputan6.com, Jakarta - PT Freeport Indonesia telah mengekspor 305 ribu ton mineral olahan tembaga (konsentrat tembaga) ke enam negara sampai April 2017. Ekspor konsentrat dilakukan setelah pemerintah memberikan rekomendasi.
Executive Vice President Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan, Freeport Indonesia telah mendapat kuota ekspor konsentrat tembaga dari pemerintah Indonesia sebesar 1,25 juta ton sampai 15 Februari 2019. Konsentrat tembaga tersebut merupakan hasil produksi dari tambang di Papua.
Advertisement
"Freeport Indonesia mendapat kuota ekspor konsentrat mencapai 1,25 juta ton," kata Tony saat rapat dengan Komisi VII DPR, Jakarta, Kamis (24/5/2018).
Tony melanjutkan, untuk realisasi ekspor konsentrat tembaga dari 19 Februari 2018 sampai April 2018, Freeport telah mengekspor konsentrat tembaga sebanyak 305,9 ribu ton. Konsentrat tembaga tersebut diekspor ke enam negara.
"Sampai April 2018, konsentrat tembaga yang dieskpor mencapai 305,9 ribu ton," ujarnya.
Adapun enam negara yang mendapat pasokan konsentrat tembaga dari perusahaan tambang asal Amerika Serikat (AS) tersebut adalah Korea Selatan dengan total 44 ribu ton, Jepang 104 ribu ton, India 36.400 ton. Selanjutnya ke China mendapat pasokan konsentrat tembaga sebanyak 88 ribu ton, Spanyol 22 ribu ton, dan Bulgaria sebanyak 11 ribu ton.
Sebelumnya, President Director Freeport McMorant Richard Adkerson menyambangi kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pada 18 Mei 2018. Namun, belum diketahui maksud kedatangan orang nomor satu di perusahaan tambang Amerika Serikat (AS) tersebut.
Pantauan Liputan6.com, di Kantor Kementerian ESDM, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Richard tiba di gedung Heritage tempat Menteri ESDM Ignasius Jonan berkantor sekitar pukul 11.20 WIB. Kedatangan Richard didampingi oleh Executive Vice President PT Freeport Indonesia Tony Wenas.
Saat dikonfirmasi, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Bambang Gatot mengaku tidak mengetahui maksud kedatangan Adkerson ke Kementerian ESDM. Namun, Bambang melanjutkan, kedatangan Adkerson bukan karena keinginan sendiri, melainkan karena dipanggil oleh Menteri Jonan.
"Saya enggak tahu, cuma dipanggil Pak Menteri (Ignasius Jonan)," kata Bambang, di kementerian ESDM, Jakarta.
Selanjutnya
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial mengaku tidak mengetahui adanya agenda pertemuan antara Richard Adkerson dan Ignasius Jonan
Meski baru keluar dari gedung yang sama dengan Adkerson, Ego mengaku tidak ikut dalam pertemuan tersebut.
"Ada ya? Saya enggak tahu. Saya habis rapat dengan DEN (Dewan Energi Nasional), soalnya DEN sebentar lagi habis," tandasnya.
Advertisement