Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memberikan kompensasi kepada warga di lima desa dan dua kecamatan yang pemukimannya harus direlokasi akibat adanya pembangunan Bendungan Kuningan. Pemerintah memberikan rumah pengganti senilai Rp 125 juta per unit.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengungkapkan, Kementerian PUPR telah menyiapkan sebanyak 360 unit rumah khusus untuk menggantikan hunian milik 360 warga setempat. Meski begitu, ia menjelaskan, belum seluruh unit rumah itu terbangun.
Baca Juga
Advertisement
"Sebagian rumah khusus itu sekarang sudah dihuni, namun belum semuanya terbangun karena juga ketersediaan lahan dari pemerintah Kabupaten Kuningan," kata dia di Kabupaten Kuningan, Kamis (24/5/2018).
Basuki memaparkan, saat ini baru terbangun sebanyak 100 unit rumah khusus bertipe 36. Selain diberikan hunian, warga pun diberi bermacam fasilitas pelengkap.
"Saya kira ini tipe 36, dengan ada listriknya, ada airnya, dan furniture juga ada. Tempat tidur dan meja makan sudah kita siapkan, termasuk juga lemari," terangnya.
Soal biaya pembangunan, Basuki menyebutkan, total dana untuk masing-masing unit rumah khusus adalah sekitar Rp 125 juta.
"Satu rumah khusus biayanya Rp 125 juta, jadi Rp 110 juta untuk bangunan dan Rp 15 juta untuk fasilitas pelengkap kayak lemari, meja dan tempat tidur tadi," tutur dia.
Kementerian PUPR Siapkan 5 Bendungan Baru di Jawa Barat
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyelesaikan pembangunan lima bendungan baru yang ada di Jawa Barat. Kelima bendungan tersebut adalah Bendungan Ciawi (Cipayung), Sukamahi, Kuningan, Leuwikeris dan Cipanas.
Dikutip dari keterangan tertulis pada 16 Januari 2018, dua dari kelima bendungan tersebut yaitu Bendungan Leuwikeris dan Kuningan, kemajuan pembebasan lahan masing-masing sudah mencapai 48,77 persen dan 84,46 persen.
Sedangkan untuk pengerjaan pintu air Bendungan Kuningan yang terletak Kabupaten Kuningan ini kemajuannya sudah mencapai 75,39 persen, dan ditargetkan rampung pada akhir 2018. Pengisian air bendungan (impounding) akan dilakukan pada awal 2019.
Tempat penampungan air tersebut memiliki volume tampung total sebesar 25,955 juta m3. Air dari bendungan ini akan digunakan pada Daerah Irigasi (DI) Cileuweung seluas 1.000 hektare, dan DI Jangkelok seluas 2.000 hektare.
Biaya pembangunan bendungan ini diperkirakan menghabiskan dana senilai Rp 727,9 miliar. Uang tersebut digunakan untuk biaya konstruksi, supervisi konstruksi, dan pengadaan lahan. Pengerjaannya sendiri telah dimulai sejak 2013 oleh PT Wijaya Karya dan PT Brantas Abipraya KSO, dengan anggaran Rp 464,9 miliar.
Sementara itu, Bendungan Leuwikeris yang terletak di Kabupaten Ciamis memiliki kapasitas tampung sebesar 81,44 juta m3. Bendungan ini akan mengairi jaringan irigasi seluas 4.616 hektar dan sumber air baku berkapasitas 8450 liter per detik untuk satu juta warga yang ada di Ciamis, Banjar, dan Tasikmalaya.
Pembangunan Bendungan Leuwikeris sendiri dimulai tahun 2016, dan ditargetkan selesai tahun 2021. Kontrak kerja pembangunannya terbagi menjadi dua paket, di mana paket pertama dengan biaya sebesar Rp 867 miliar dikerjakan oleh PT Waskita Karya dan PT Adhi Karya KSO. Sedangkan paket lainnya dikerjakan oleh PT Hutama Karya (Persero), senilai Rp 385,46 Miliar.
Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air telah menargetkan pembangunan 65 bendungan di Indonesia dalam periode 2015-2019. Dari jumlah tersebut, 49 di antaranya merupakan bendungan baru.
Advertisement