Azan Magrib Sadarkan 5 Siswi SMK di Palembang dari Pengaruh Hipnotis

Niat untuk menunggu berbuka puasa bersama, lima siswi SMK di Palembang malah jadi korban hipnotis.

oleh Nefri Inge diperbarui 25 Mei 2018, 06:32 WIB
Lima orang siswi SMK di Palembang yang jadi korban hipnotis polisi gadungan. (Liputan6.com/Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Lima siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Palembang, Sumatera Selatan, menjadi korban hipnotis saat sedang menunggu waktu berbuka puasa. Setelah mendengar suara azan magrib, para korban langsung tersadar dari pengaruh hipnotis tersangka.

Aksi hipnotis berlangsung pada Rabu, 23 Mei 2018, sekitar pukul 16.30 WIB, di Danau Ogan Permai Indah (OPI) Jakabaring, Palembang. Kelima siswi SMK ini awalnya berniat menunggu waktu berbuka puasa bersama usai mengikuti ujian di sekolah.

Para korban, yaitu Nisa Venesa (16), Nyanyu Melani (16), Dwi Iswahyudi (15), Meliana (16), dan Wiwin Oktaviani (16). Ketika sedang asyik mengobrol bersama, tiba-tiba datang seorang pria berusia sekitar 30 tahun.

Pria tersebut menanyakan ke para korban, di mana letak pesantren di kawasan OPI Jakabaring Palembang. Karena mereka tidak tahu, pria tersebut tidak terlalu digubrisnya. Tak lama kemudian, datang pria berperawakan tegap dan mengaku sebagai polisi.

"Polisi itu bertanya ke pria 30 tahun itu, tujuannya apa mencari pesantren. Mereka lalu mengobrol cukup lama. Kami mendengar, pria 30 tahun tersebut berasal dari Yogyakarta dan mau ke Padang," ujar Nisa Venesa kepada Liputan6.com, Kamis, 24 Mei 2018.

Di tengah perjalanan, pria 30 tahun tersebut berkunjung ke Palembang untuk menemui kakeknya yang sedang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bari, Palembang.

Pria tersebut lalu menunjukkan buku kecil yang ternyata merupakan Alquran Istanbul, atau Alquran mini. Rencananya, pria 30 tahun itu mau menjualkan Alquran Istanbul sebesar Rp 35 juta ke pesantren di kawasan OPI Jakabaring Palembang.

Uang tersebut rencananya akan digunakan pria 30 tahun tersebut untuk membayar biaya operasi kakeknya di rumah sakit Palembang. Polisi tersebut tergerak untuk memberi uang Rp 35 juta, tapi pria 30 tahun itu malah tertarik menawarkan Alquran Istanbul itu ke para korban.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Barang Berharga Raib

Para korban hipnotis langsung melapor ke SPKT Polresta Palembang. (Liputan6.com/Nefri Inge)

"Kami bilang tidak punya uang sebanyak itu, lalu mereka meminta semua barang kami sebagai jaminan. Kami hanya menuruti saja perkataan mereka," ujarnya.

Kedua pelaku juga mengajak Dwi Iswahyudi dan Meliana pergi mengambil uang menggunakan sepeda motor korban ke RSUD Bari, Palembang. Ketika sampai di rumah sakit, kedua korban ditinggalkan begitu saja, dengan alasan mau menjemput rekan lainnya. Sepeda motor kedua juga dibawa pergi pelaku.

"Waktu mendengar suara azan magrib, kami langsung tersadar. Baru kami tahu kalau kami kena hipnotis dan semua barang kami hilang," tuturnya.

Para korban kehilangan banyak barang berharga, seperti cincin dan kalung emas, telepon genggam, uang tunai serta dua sepeda motor. Mereka langsung melaporkan ke SPKT Polresta Palembang.

Kasubag Humas Polresta Palembang, AKP Andi mengatakan laporan para korban sedang ditindaklanjuti anggotanya dan dalam proses penyelidikan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya