Liputan6.com, Magelang - Khawatir dengan peningkatan aktivitas Gunung Merapi, puluhan siswa SMP Muhammadiyah 2 Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, yang tinggal di lereng gunung api tersebut memilih bermalam di sekolahnya selama tes penilaian akhir tahun (PAT).
Guru SMP Muhammadiyah 2 Sawangan, Ahmad Taufik, mengaku prihatin terhadap para siswanya yang tinggal di lereng Gunung Merapi yang saat ini sedang bergeliat kembali.
"Guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, maka pihak sekolah meminta mereka untuk bermalam di sekolah selama berlangsung PAT," katanya di Magelang, Kamis, 24 Mei 2018, dilansir Antara.
Ia menyebutkan mereka yang bermalam di sekolah tersebut tinggal di daerah yang jaraknya cukup dekat dengan puncak Merapi, antara lima hingga enam kilometer, yakni di Tlogolele, Karang, dan Stabelan.
Baca Juga
Advertisement
Apalagi dalam beberapa hari terakhir, kata dia, anak-anak dari Tlogolele selalu terkena dampak abu vulkanik saat berangkat dan pulang sekolah, yang bisa mengganggu kesehatan.
"Tujuan kami hanya sederhana, bagaimana mengamankan PAT 2018 dan anak-anak bisa aman, bisa konsentrasi dan mudah-mudahan tidak ada apa-apa dan tidak terjadi kondisi yang lebih berat dan prestasi anak tetap terjaga," ucapnya.
Ia mengatakan yang terdampak langsung sebenarnya ada 30 anak dari Tlogolele, Stabelan, Karang, dan Sengi. Mereka adalah siswa kelas VII dan VIII. Namun, sekolah memutuskan untuk mengamankan seluruh siswa yang tinggal di radius 5-8 kilometer dari puncak Merapi.
"Mereka bermalam di sekolah dan semua kebutuhan dicukupi sekolah dan yang lebih penting malamnya bisa belajar dengan tenang," katanya.
Sebelumnya, sambung dia, anak-anak yang tinggal di puncak Merapi mengeluhkan tidak bisa belajar karena khawatir dengan kondisi gunung yang dalam beberapa hari terakhir terjadi letusan freatik.
Atas perhatian sekolah, siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Sawangan, Dila Ardiani menyampaikan terima kasih bisa bermalam di sekolah selama PAT.
"Kalau di rumah cukup cemas dan tidak bisa konsentrasi belajar, karena beberapa kali sebelum terjadi letusan freatik keluar suara gemuruh dari perut gunung," katanya.
Saksikan video pilihan berikut ini: