Liputan6.com, Seoul - Kantor kepresidenan Korea Selatan merespons sikap Donald Trump yang pada hari Kamis kemarin mengumumkan pembatalan sepihak pertemuannya dengan Kim Jong-un. Seoul menyatakan bahwa keputusan Trump "sangat disesalkan dan mengkhawatirkan".
Pernyataan dari kantor Presiden Moon Jae-in tersebut dilanjutkan dengan rapat darurat dengan dewan keamanan nasional.
"Sangat disesalkan dan mengkhawatirkan bahwa KTT Amerika Serikat-Korea Utara tidak akan terwujud seperti yang direncanakan," sebut pernyataan dari kantor Presiden Moon Jae-in seperti dikutip dari CNBC, Jumat (25/5/2018).
"Denuklirisasi dan perdamaian abadi di Semenanjung Korea tidak dapat ditinggalkan atau ditunda karena itu adalah penugasan sejarah," katanya.
Blue House--sebutan untuk kantor presiden Korea Selatan--menambahkan, "Ketulusan dari pihak-pihak yang terdampak, yang telah bekerja untuk menyelesaikan masalah, tidak berubah. Sulit untuk memecahkan persoalan diplomatik yang sensitif dan alot dengan cara berkomunikasi saat ini. (Kami) berharap bahwa para pemimpin dapat menyelesaikan masalah melalui dialog langsung dan dekat."
Baca Juga
Advertisement
Pertemuan Trump dan Kim Jong-un yang dijadwalkan terjadi pada 12 Juni 2018, kelak akan menjadi tatap muka pertama antara seorang Presiden Amerika Serikat dan pemimpin Korea Utara.
Adapun, Presiden Moon memainkan peran penting dalam perencanaan KTT Amerika Serikat-Korea Utara. Beberapa waktu lalu Moon mengatakan bahwa "masa depan Semenanjung Korea" bergantung pada pertemuannya dengan Trump di Gedung Putih pada Selasa, 22 Mei lalu.
Sementara, saat memberikan keterangan pers bersama dengan Moon, Trump sudah mengemukakan keraguan terkait prospek pertemuannya dengan Kim Jong-un.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Dibatalkan Lewat Sepucuk Surat
Trump membatalkan tatap mukanya dengan Kim Jong-un lewat sepucuk surat. Presiden ke-45 Amerika Serikat menyinggung komentar permusuhan baru-baru ini yang dilontarkan sejumlah pejabat tinggi Korea Utara dan keprihatinannya soal keinginan Pyongyang untuk menanggalkan senjata nuklir.
"Saya sangat menanti untuk bertemu dengan Anda (Kim Jong-un). Sayangnya, mengingat betapa besar kemarahan dan sikap bermusuhan yang Anda tunjukkan lewat pernyataan terbaru Anda, saya merasa, untuk saat ini, rencana pertemuan itu tak layak dilakukan," tulis Trump dalam surat tersebut, seperti dikutip dari BBC, Kamis, 24 Mei kemarin.
Trump menutup surat itu dengan mengatakan, Kim Jong-un bisa menelepon atau berkirim surat kepadanya jika pemimpin Korea Utara itu berubah pikiran.
"Dunia, dan khususnya Korea Utara, telah kehilangan sebuah kesempatan besar untuk mencapai perdamaian serta kemakmuran dan kesejahteraan. Kesempatan yang hilang ini merupakan momen menyedihkan dalam sejarah."
Trump tidak rinci menyebutkan apa yang dimaksudnya dengan kemarahan dan sikap bermusuhan Korea Utara namun, teranyar Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son-hui melabeli Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence "bebal dan bodoh".
Advertisement