Liputan6.com, Paris - Perusahaan transportasi daring Uber mengumumkan investasi sebesar 20 juta euro (sekitar Rp 330 miliar) untuk membangun armada mobil terbang yang dapat lepas landas dan mendarat di berbagai tipe permukaan padat.
Proyek ambisius tersebut menunjuk Paris sebagai lokasi uji coba, sekaligus menjadikan Kota Cahaya itu sebagai pusat pengembangan Uber pertama di luar Amerika Utara.
"Prancis adalah lokasi yang sempurna untuk kemajuan kami di masa depan, karena kota ini penuh dengan sejarah riset dan pengembangan yang kuat, insinyur kelas dunia, dan peran unik dalam industri penerbangan global," kata Uber dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dikutip dari CNN pada Jumat (25/5/2018).
Baca Juga
Advertisement
Saat ini, Uber telah memiliki tiga laboratorium pengembangan yang semuanya berada di kawasan Amerika Utara, yakni di Pittsburgh, San Fransisco, dan Toronto.
Ketiga lokasi tersebut difokuskan untuk pengembangan teknologi kemudi otomatis dan rancangan mobil terbang berjuluk Elevate.
Khusus untuk teknologi mobil terbang, Uber akan mengalihkannya ke Paris, sekaligus mengembangkan penelitian tentang manajemen ruang udara, jaringan komunikasi real-time, penyimpanan energi, dan sistem pengisian bahan bakar.
Pengumuman tentang proyek ambisius itu disampaikan oleh Uber dalam sebuah konferensi teknologi di Paris, sebagai tanggapan terhadap peluang investasi yang dibuka secara luas oleh Presiden Emmanuel Macron.
Rencananya, armada mobil terbang Uber akan siap beroperasi di Paris dalam jangka maksimal lima tahun ke depan.
Simak video pilihan berikut:
Hubungan Kompleks dengan Prancis
Di luar dari proyek armada mobil terbang di Paris, Uber sejatinya memiliki hubungan yang kompleks dengan otoritas Prancis.
Uber terpaksa menangguhkan salah satu layanannya -- uberPOP -- pada tahun 2015, setelah muncul tuduhan bahwa mereka menjalankan layanan transportasi ilegal menggunakan sopir yang tidak berlisensi.
Meski begitu, Uber masih menganggap Prancis dan kawasan Eropa Barat sebagai pasar potensial, sehingga tidak ragu untuk membuka pusat penelitian dan pengembangan di sana.
Dilaporkan pula bahwa Uber telah menjalin kemitraan penelitian selama lima tahun dengan Ecole Polytechnique, sebuah institut teknologi terkemuka di Prancis.
Uber sendiri telah mengerjakan program mobil terbangnya sejak 2016, di mana mitra pertamanya adalah NASA, melalui kontrak pengembangan manajemen lalu lintas terkait.
Perusahaan itu menargetkan dapat meluncurkan jaringan mobil terbang pada 2023 mendatang.
Advertisement